Senin, 25 Januari 2016

PERADABAN ISLAM SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS

PERDABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Sekitar dua abad sebelum masehi hingga awal abad ke lima, Spanyol berada di bawah Imperium Romawi. Sejak tahun 406 M, Spanyol dikuasai oleh bangsa Vandal, yaitu bangsa yang berimigrasi dari negeri asal mereka yaitu suatu daerah yang terletak di antara Sungai Order dan Vistuala. Pengusa daerah ini mendirikan kerajaan di propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal ini kemudian diambil alih oleh orang-orang Gothic, maka didirikanlah kerajaan Visigoth, yang wilayah itu dikenal dengan Vandalusia. Dan setelah kedatangan orang-orang Islam pada tahun 92 H/711 M, sebutan Vandalusia diubah menjadi Andalusia atau Andalus.
Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal munculnya Islam di benua Eropa karena Spanyol merupakan pintu gerbang bagi benua tersebut. Sebagaimana diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke Wilayah Barat (dalam hal ini Eropa bagian Barat) terjadi pada masa kekhilafahan Bani Umayyah dengan khalifah Al-Walid bin Ibnu Malik. Pada saat itu Musa Bin Nushair, sebagai penglima perang khalifah dan Thariq bin Ziyad sebagai komandan lapangan, dimana keduanya dianggap sebagai tokoh pelaku utama atas masuknya Islam di Spanyol. Mereka berhasil menguasai wilayah Afrika Utara dan kemudian menyeberang ke Benua Eropa. Setelah masuknya Islam di Spanyol maka banyaklah kemajuan-kemajuan yang diperoleh dan hal ini dapat dilihat dari banyaknya tokoh-tokoh dan para ilmuwan yang muncul dari sana. Namun setelah berabad-abad lamanya Islam menguasai Spanyol, Islam mulai mengalami kemunduran dan kehancuran, bahkan kemudian Islam hilang dari bumi tersebut. Makalah ini akan membahas tentang perdaban islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap Renaisance. Selanjutnya akan dijelaskan dalam bab pembahasan.

  1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
  1. Bagaimana perkembangan islam di Spanyol maupun di Eropa?
  2. Bagaimana pengaruh islam dalam terhadap renaisance?


  1. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui perkembangan islam di Spanyol maupun di Eropa?
  2. Mengetahui pengaruh islam dalam terhadap renaisance?




















BAB II
PEMBAHASAN
  1. Kondisi Spanyol Pra Islam
Pada masa Islam, Spanyol dikenal dengan sebutan Andalusia yang berasal dari kata “Vandalusia” berarti negeri bangsa Vandal. Andalusia terletak di benua Eropa barat daya, dengan batas di timur dan tenggara adalah Laut Tengah, di selatan Benua Afrika yang terhalang oleh Selat Gibraltar, di barat Samudera Atlantik dan di utara oleh Teluk Biscy. Pegunungan Pyrenia di timur laut membatasi Andalusia dengan Prancis.
Menjelang penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, ekonomi dan politik negeri ini berada dalam keadaan yang memprihatinkan. Negeri di semenanjung itu didiami oleh penduduk yang berbeda-beda kebangsaan dan agamanya. Antara orang Kristen dan Yahudi timbul permusuhan yang meruncing dan sering kali orang Yahudi mengalami kekalahan dan menderita bermacam-macam kesusahan. Penguasa Ghothic bersifat tidak toleran terhadap penganut agama lain. Penganut agama Yahudi di Spanyol dipaksa dibabtis menurut agama Kristen, yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh. Sehingga kelompok minoritas Yahudi selalu mendapat tekanan politik akibat berbeda paham dengan agama penguasa. Hal ini menambah kompleksnya persoalan sosial di wilayah ini.
Pada masa itu masyarakat Spanyol juga terpolarisasi dalam beberapa kelas sesuai dengan latar belakang sosialnya, sehingga ada masyarakat kelas satu, dua, dan tiga. Kelompok masyarakat kelas satu yakni penguasa, yang terdiri atas raja, para pangeran, pembesar istana, pemuka agama dan tuan tanah besar. Kelas dua terdiri atas tuan-tuan tanah kecil. Kelompok masayarakat kelas tiga terdiri atas budak, termasuk budak tani yang nasibnya tergantung pada tanah tapi tidak menikmati tanah yang mereka garap, pengembala, pandai besi, orang Yahudi, dan kaum buruh dengan imbalan makan dua kali sehari.
Dengan adanya kasta tersebut mengakibatkan rakyat kelas dua dan tiga sangat tertindas, mental dan perilakunya merosot. Demi mempertahankan hidup, mereka harus mencari nafkah dengan jalan membunuh, merampas atau membajak. Kebangkrutan moral mereka itu bersamaan dengan jatuhnya ekonomi seperti yang diungkapkan Amir Ali: “Their morality became as degraded as their material condition was wretched”. Moralitas mereka menjadi terdegradasi karena kondisi material mereka yang buruk .

  1. Masuknya Islam di Spanyol
Seiring semakin maju dan berkembangnya wilayah Islam di berbagai wilayah kekuasaannya nampaknya Islam tidak menyia-nyiakan kondisi ideal ini. Kematangan berfikir dan keyakinan terhadap agamanya justru semakin menancap dalam benak kaum muslimin untuk semakin mengembangkan cita-cita  agamanya  yakni menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin. Sebelum taklunya Spanyol oleh kekuasaan Islam, umat Islam terlebih dahulu telah menguasai wilayah Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Khilafah Bani Umayyah. Penguasaan sepenhnya atas Afrika Utara terjadi semenjak zaman Khalifah Abdul Malik, dan dipimpin oleh seorang Gubernur yakni Husna’ Ibnu Nu’man kemudian digantikan oleh Musa Bin Nusair. Kondisi ini nampaknya membuat  umat Islam mulai berfikir untuk melakukan ekspedisi yang jauh lebih besar lagi yakni untuk dapat menaklukan  Spanyol. Sehingga dapat kita pahami bahwa kekuasaan Islam di Afrika Utara sesungguhnya menjadi batu loncatan bagi berjalannya ekspedisi Islam ke Spanyol.
Dalam penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Thariq Bin Malik, Thariq Bin Ziyad, dan Musa Bin Nusair. Thariq Bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata, pasukan yang sangat besar dari Thariq Bin ziyad yang berasal dari suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nusair sedang sebagiannya lagi adalah berasal dari orang-orang Arab yang dikirim oleh khalifah Al-Walid, pasukan yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad ini kemudian menyebrangi selat di bawah pimpinannya. Selat iru adalah selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa.
Sejarah mencatat bahwa panglima Thariq setelah seluruh pasukan mendarat di wilayah tersebut, membakar seluruh alat penyeberangan  atau kapal mereka. Kemudian Ia mengucapkan pidato singkat yang sangat terkenal dalam sejarahnya: “’aduwwu amamakum wal bahru wara’akum fakhtar ayyuma syi’tum” (musuh di depan kamu, lautan dibelakang kamu, silahkan mana yang kamu kehendaki).
Jumlah pasukan yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad mencapai 12.000 orang pasukan. Dalam perlawanannya King Roderick maju dengan pasukan yang jauh berbeda dengan pasukan kaum muslimin yakni berjumlah 100.000 orang, pada akhirnya King Roderick tewas ditempat peperangan sedangkan pasukan kaum muslimin mengalami kemenangan. Setelah kaum muslimin mengalami kemenangan atas perlawanan Raja Roderick maka Thariq dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothick saat itu).
Kedatangan Islam membawa kultur baru yang memperkaya spanyol pada umumnya. Oleh karena itu spanyol menjadi salah satu peradaban dunia, mengimbangi kejayaan Khilafah Bani Umayyah di Damsyik (Damaskus) dan Khilafah Abasiyah di Bagdad. Maka dari itu Andalusia turut berperan merintis jalan menuju zaman Renesains di Eropa. Semanjak jatuhnya Spanyol ke tangan Islam maka mulai saat itu politik Spanyol berada di bawah kekuasaan Khalifah Bani Umayyah.
Masuknya Islam di Spanyol mengalami proses yang tidak begitu rumit seperti halnya perluasan wilayah Islam pada wilayah-wilayah yang lainnya. Hal ini dikarenakan memang ada beberapa faktor yang melatar belakanginya, menurut para ahli sejarah terdapat dua faktor yang memudahkan Islam masuk ke Spanyol saat itu yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor eksternal yakni faktor yang terjadi pada wilayah Spanyol itu sendiri. Pada saat kaum muslimin melakukan penyerangan ke wilayah Spanyol kondisi wilayah itu dalam kondisi yang sangat lemah dan menyedihkan. Pasalnya wilayah ini dalam kondisi yang carut marut dalam kenegaraannya, baik dari aspek sosial, politik, dan ekonomi, benar-benar dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Secara politik spanyol terkoyak-koyak dan terbagi dalam beberapa negeri kecil. Selain itu pula penguasa Gohtick yang berkuasa saat itu di Spanyol sangat tidak toleran terhadap aliran agama yang berkembang saat itu yang dianut oleh para penguasa yaitu aliran monofisit. Terlebih parah lagi adalah kepada agama Yahudi yang saat itu adalah Agama terbesar di wilayah Spanyol.
Adapun faktor internalnya adalah kondisi para penakluk dari kubu kaum muslimin baik dari para penguasa, para tentara dan para prajurit Islam yang luar biasa. Selain itu pasukan kaum muslimin adalah pasukan yang cerdas dan berani dalam menaklukan negeri lain, yang tak kalah penting adalah ajaran Islam yang agung yang mereka tunjukkan baik dari sikap toleransi, persaudaraan dan tolong menolong sehingga memudahkan Islam diterima oleh masyarakat spanyol.

  1. Perkembangan Islam Di Spanyol
  1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan.
  1. Periode kedua (755-912 M)
Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertamanya adalah Abdurrahman yang memasuki Spanyol pada tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil, beliau adalah keturunan dari Bani Umayyah.  Selanjutnya Abdurrahman berhasil mendirikan Khilafah Bani Umayyah. Pada periode ini kemajuan yang pesat diperolehnya baik dalam bidang politik maupun peradabannya, kemudian beliau mendirikan Masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.
  1. Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa yang diberi gelar Khalifah, pemerintahan ini diperintah oleh tiga Khalifah besar yakni : Abd Al-Rahman Al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada masa ini spanyol juga mencapai kejayaan yang menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Bagdad. Misalnya Abd Al-Rahman Al-Nasir mendirikan Universitas Cordova. Pada tahun 1013 M, dewan menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan Khalifah, ketika itu Spanyol sudah terpecah kedalam beberapa Negeri kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
  1. Periode keempat (1013-1086 M).
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil di bawah pemerintahan Raja-Raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.
  1. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy.
Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuatan Islam.
  1. Periode Keenam (1248-1492/ 1609 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.

  1. Pengaruh Peradaban Islam Di Spanyol
Sebuah peradaban yang masih nampak dan dapat dinikmati hasil peradabannya karena adanya sumbangan-sumbangan yang diberikan kepada sejarah kehidupan manusia, baik dari sisi pemikiran, ilmu, ahlak dan lain-lain. Eropa sebenarnya kelangsungan peradabannya sampai saat ini adalah merupakan sisa atau hasil dari kegemilangan peradaban Islam di sana. Peradaban barat di Eropa mendapat pengaruh yang sangat besar dari peradaban Islam yang ada di Spanyol. Pengaruh-pengaruh itu sangat banyak jumlahnya dan tak dapat dihitung jumlahnya. Berikut adalah beberapa pengaruh Islam di Spanyol terhadapa peradaban yang ada di Eropa:
  1. Bidang Akidah
Kedantangan Islam ke Spanyol membawa angin segar yang membebaskan manusia dari penghambaan sesama mahluk atau dalam hal ini kemusrikan. Islam memberikan ajaran ketauhidan yang memurnikan Allah tanpa ada sekutu yang pantas untuk disembah. Dikalangan Nasrani muncul kecendrungan-kecendrungan yang terpengaruh dengan Islam, muncul gerakan yang mengkapanyekan penolakan tradisi pengakuan dosa-dosa di depan Pastur.
Adapula yang membuat sebuah gerakan yang mencoba mengahancurkan patung-patung agama.  Pada saat itu ada sebagian madzhab nasrani yang menolak adanya pensakralan terhadap patung-patung dan gambar. Imperatur Romawi Louis III pada tahun 108 H./726 mengeluarkan keputusan tentang larangan pensaklaran gambar-gambar dan patung-patung. Orang-orang yang mempelajari sejarah agama Eropa dan gereja Nasrani dapat mengetahui pengaruh rasionalitas Islam dalam kecendrungan para pembaharu dan pemberontak sistem keuskupan yang berlaku. Adapun pembaruan besar yang dilakukan oleh Marthin Luther dengan rintangan-rintangan yang paling jelas dari pengaruh Islam terhadapnya dan terhadap akidah-akidahnya, sebagaimana diakui oleh para sejarawan.
  1. Bidang Ilmu Pengetahuan
Berbagai disiplin ilmu mulai bermunculan saat itu hal ini arena munculnya beberapa figur ilmuwan yang cemerlang dibidangnya masing-masing, bahkan hal itu masih berlaku hingga saat ini yang dibuktikan dengan bahan-bahan akademis yang sampai saat ini masih banyak dibutuhkan oleh kalangan masyarakat baik barat maupun timur. Keberadaan islam di Spanyol berimbas kepada renaisans dunia barat pada abad pertengahan sehingga wajarlah jika keberadaan Islam dianggap sebagai guru bagi masyarakat Eropa. Pengaruh Islam terhadap Barat dibidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu pengetahuan, farmasi, matematika, kimia, optik, geografi, astronomi, dan lain sebagianya adalah merupakan bukti yang sangat kuat atas pengaruh islam terhadap Barat.
Ilmu-ilmu kedokteran dan pengobatan melalui penerjemahan buku-buku Ibnu Sina, Ar-Razi, dan lain-lain, maka mulai saat itu diterjemahlah oleh orang-orang Eropa, semisal kitab Al-Qonun Fi Ath-Thib karya ibnu sina pada abad dua belas. Kemajuan peradaban islam di Eropa tidak dapat dilepaskan dari peradaban islam di Spanyol. Eropa banyak belajar dari peradaban Spanyol disamping faktor lain seperti perang salib. Kemunculan Ibnu Rusyd (1120 – 1198 M) telah membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Eropa. Ibnu Rusyd telah melepaskan masyarakat Eropa terhadap belenggu pemikiran.

Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi "guru" bagi orang Eropa.













BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dari sejumlah uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
  1. Masuknya Islam di Spanyol berbeda dengan masuknya Islam di daerah lain.
Datangnya Islam ke Spanyol atas permintaan dari penduduk setempat dan kedatangan Islam di Spanyol ternyata memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebih-lebih kepada dunia Barat, dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi tersebut bisa terlaksana karena sikap ilmiah-konstruksif yang secara umum menyertai para ilmuwan dalam melakukan kajian-kajian ilmiahnya. Sikap toleransi yang cukup proporsional dalam komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya yang cukup luar biasa dalam membangun sebuah nilai peradaban yang pruralistik.
  1. Pengaruh terhadap renaisans
Islam mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap Eropa dan sekitarnya. Di mana lahirnya para ilmuan islam di Eropa seperti Ibn Rusd. Adanya pembangunan tempat pendidikan seperti Universitas Cordova.






DAFTAR PUSTAKA
As-Sirjani, Prof. Dr. Raghib. Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar, 2011.
Munir, M.A, Drs. Samsul,  Sejarah Peraban Islam. Jakarta : Amzah, 2009.
Samsul Nizar, Searah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta: Kencana, 2011.
Supriyadi M.Ag. Sejarah Peraban Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2008.
Yatim, M.A., Dr. Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
http://sejarahperadabanislamdispanyol.blogspot.co.id/, di akses pada tanggal 16-11-2015, pukul 17.28 wib.

PERADABAN ISLAM SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS



Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Kebudaaan dan Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Dr. H. Amir Mahmud, M. Ag

Disusun oleh:
Awang Yulias Supardi
15.MPI.065/015.10.09.1468


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA

1 komentar: