Senin, 25 Januari 2016

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI PENGETAHUAN ILMU

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI PENGETAHUAN ILMU
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Filasafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berusaha mencari kebenaran. Dalam mempelajari filsafat bertujuan untuk mendalami kehidupan secara moral, etika dan estetika. Filsafat ilmu merupakan kajian pemikiran yang mana menekankan pada perkembangan ilmu ataupun sain dan dikaitkan atau dihubungkan dengan filsafat. Pembahasan secara ontologi, aksiologi maupun epistimologi sebagai objek kajian dalam filsafat yang mana akan menjabarkan objek tersebut pada subjek kajian Pengetahuan ilmu.
Ilmu atau dikenla juga dengan sain merupakan keilmuan yang bergerak dalam bidang tehknologi. Perkembangan ilmu maupun sain menjadis dasar utama dan menjadi panjatan keilmuan dalam kehidupan dewasa ini. Ilmu atau sain berkaitan erat dengan filsafat dimana filsafat menjadikan ilmu atau sain sebagai objek kajian dalam berpikirnya. Maka dari itu filsafat dan ilmu merupakan produk nalar peradaban manusia dan berkaitan erat yang tidak dapat dipisahkan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh bangsa barat telah menyentuh pada aspek kehidupan manusia. Pada awalnya ilmu pengetahuan dikembangkan untuk mengetahui keadaan dan lingkungan manusia. Lambat laun pengetahuan menjadi penguasa dalam kehidupan manusia yang didasarkan pada perkembangan teknologi.
  1. Rumusan Masalah
Adapun yang dimaksud dengan rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Apa yang dimaksud dengan ontologi sain?
  2. Apa yang dimaksud dengan epistemologi sain?
  3. Apa yang dimaksud dengan aksiologi sain?


  1. Tujuan Masalah
Adapun yang dimaksud dengan tujuan masalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui yang dimaksud dengan ontologi sain.
  2. Mengetahui yang dimaksud dengan epistemologi.
  3. Mengetahui yang dimaksud dengan aksiologi sain.
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Ontologi Sain
Pembahasan ini akan menelaah apa yang dimaksud dengan hakikat dan struktur sain. Hakikat sain akan menjawab pertanyaan sain itu yang sebenarnya. Setruktur sain menjelaskan cabang-cabang sain itu sendiri.
    1. Hakikat Sains
Pengetahuan Sain adalah pengetahuan rasional empiris. Selanjutnya rasional empiris terbagi menjadi dua masalah yakni masalaha rasional dan masalah empiris. Pertama, masalah rasional merupakan masalah yang harus diuji kebenarannya. Dengan kata lain rasional di sini menunjukkan adanya hubungan pengaruh dari sebab dan akibat. Kedua, masalah empiris merupakan kebenaran yang mengikuti prosedur metode ilmiah. Dengan kata lain menggunakan metode dalam pengujian ini yang kemudian menjadi teori. Teori rasional-empiris seperti ini kemudian diartikan sebagai teori ilmiah. Pada dasarnya teori sain menggunakan cara kerja di mana mnecari sebab-akibat atau mencari sesuatu terhadap hal lain. Asumsi dasar sain adalah tidak ada kejadian tanpa sebab. Apabila ada sebab dan akibat maka asumsi tersebut berisikan teori sain.
Ontologi ilmu pengetahuan merupakan titik tolak penelaah pengetahuan yang didasarkan atas sifat dan pemikiran filosofis seorang ilmuan. Ontologi ilmu pengetahuan menjelaskan tentang pemaknaan ada-nya sesuatu dalam pemikiran. Kemudian yang dijelaskan dalam realitas keadaan yang terjadi dalam kehidupan. Dalam perkembangannya pengetahuan ilmu mempunyai pengaruh yang besar terutama pada materialisme dan spiritualisme. Materialisme adalah pandangan metafisik menganggap materilah sumber dari keberadaan yang nyata. Sedangkan spiritualisme merupakan pandangan metafisik dalam kenyataannya roh sebagai dasar seluruh alam. Apabila dasar Ontologi pengetahuan ilmu sangat tergantung pada cara pandang ilmuan terhadap realitas, dan mereka mengganggap materi sebagai objek maka pemikiran mereka akan terarah pada keilmuan empiris. Sedangkan bila pemikiran mereka didasarkan pada objek spiritual maka akan terarah pada keilmuan humaniora.
    1. Struktur Sain
Secara garis besar sain dibagi menjadi dua bagian, yakni sain kealaman dan sain sosial. Pembahasan kali ini akan menjelaskan setruktur sain dalam bentuk nama-nama ilmu.
      1. Sain Kealaman
  • Astronomi
  • Fisika: mekanika, bunyi, cahaya dan optik, fisika nuklir.
  • Kimia: kimia organik, kimia tehnik.
  • Ilmu Bumi: paleontologi, ekologi, geofisika, geokimia, mineralogi, geografi.
  • Ilmu Hayat: biofisika, biotani, zeologi.
      1. Sain Sosial
  • Sosiologi: sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan.
  • Antropologi: antropologi budaya, antropoogi ekonomi, antropologi politik.
  • Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal.
  • Ekonomi: ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan.
  • Politik: politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional.
      1. Humaniora
  • Seni: sebi abstrak, seni grafika, seni pahat, seni tari.
  • Hukum: hukum pidana, hukum tata usaha negara.
  • Filsafat: logika, estetika, ethika.
  • Bahasa: sastra.
  • Agama: Islam, Kristen, Confisius.
  • Sejarah: sejarah Indonesia, sejarah dunia.

  1. Epistemologi Pengetahuan Ilmu
Pada bagian ini akan diuraikan objek pengetahuan cara memperoleh pengetahuan dan cara mengukur kebenar-tidaknya pengetahuan.
    1. Objek Pengetahuan
Objek pengetahuan merupakan objek yang diteliti sain berupa objek empiris. Objek pengetahuan hanyalah objek yang ada dalam ruang lingkup pengalaman manusia atau pengalaman indera. Objek-objek kajian ini harus berupa objek-objek empiris sebab bukti yang harus ditemukan adalah bukti empiris. Bukti ini guna menunjukkan bukti rasional yang telah dirumuskan dalam hipotesis.
Objek yang diteliti sain adalah obejek yang berupa empiris dan apapun itu asal terbukti itu adalah empiris. Objek yang dapat diteliti ialah: alam, tetumbuhan, manusia, hewan serta kejadian-kejadian yang terjadi di alam itu sendiri. Hasil dari penelitian tersebut kemudian akan memunculkan teori-teori yang mana teori tersebut terkelompok menjadi satu kemudian disebut sebagai struktur sain.
Epitemologi pengetahuan ilmu merupakan titik tolak keilmuan yang didasarkan pada prosedur dalam mencari kebenaran. Epitemologi pengetahuan menjelaskan tentang bagaimana proses kerja para ilmuan yang kemudia berlanjut pada metode ilmiah. Dalam hal ini para ilmuan menjelaskan sebagai metode ilmiah dalam penelitian. Ilmuan membagi metode tersebut menjadi dua bagian, siklus empirik yang didasarkan pada ilmu alam dan siklus linier yang didasarkan pada ilmu sosial-humaniora. Siklus-siklus metode penelitian tersebut mempunyai cara kerja masing-masing yang berbeda dalam pengumpulan data. Metode empirik yang menggunakan cara observasi, penerapan metode deduksi dan eksperimen (percobaan). Sedangkan metode linier lebih berfokus pada alat indera yang kemudia dianalisa dalam pengertian dan diakhiri pada ramalan masa depan.
    1. Cara Memperoleh Pengetahuan Sain
Perkembangan pengetahuan manusia sudah ada sejak jaman sebelum masehi, yang pertama timbul adalah pengetahuan filsafat pada mulanya dan di ikuti dengan pengetahuan sain dan mistik. Berawal dari humanisme dimana filsafat mengajarkan manusia dapat mengatur dirinya dengan alam. Aturan itu alami yang ada pada akal setiap pikiran manusia, akal itulah alat dan sumber yang dapat disepakati. Maka dari itu humanisme kemudian melahirkan rasionalisme.
Rasionalisme yang mana menjelaskan akal itulah sebagai alat pencari dan pengukur ilmu pengetahuan. Berpikir logis tidak menjamin diperolehnya kebenaran yang disepakati, padahal aturan itu harus disepakati. Apabila diperlukan alat lain yaitu empirisme. Positivisme mengajarkan
Positivisme merupakan adanya bukti empiris yang logis dan terukur. Terukur inilah yang menjadikan positivisme sangat berpengaruh dalam metode ilmiah dan pengetahuan sain. Positivisme dimulai upaya untuk membuat aturan dan mengukur manusia dan alam. Dalam melakukan itu semua dibutuhkan metode ilmiah, yang mana hanya mengulangi dari penelitian positivisme tetapi lebih oprasional. Dalam mencapai hal itu harus menggunakan langkah logico-hypothetico-verificartif. Pada awalnya logika bekerja selanjutnya menimbulkan hipotesa awal dan di akhiri dengan pembuktian empiris.
Rumus metode ilmiah inilah secara teknis dan rinci diperjelaskan dalam satu bidang ilmu yang disebut metode penelitian. Hasil penelitian inilah yang menjaditumpukan pengetahuan sain dalam pengetahuan saindalam berbagai bidang sain.

    1. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sain
Ilmu yang terdiri dari berbagai teori mmbuktikan bahwa ilmu adalah teori. Misalnya ilmu pendidikan akan berisikan dengan teori-teori pendidikan. Ilmu tanah akan menemukan teori-teori tentang tanah begitu seterusnya. Dalam mencapai kebenaran teori harus ada pembuktian yang logis dan analisa yang logis pula. Apabila hipotesis itu terbukti maka pada saatnya ia akan menjadi teori. Teori yang selalu didukung dengan bukti empiris, maka tingkat keberadaannya menjadi hukum atau aksioma.
  1. Aksiologi Pengetahuan Ilmu
Aksiologi pengetahuan ilmu merupakan pengembangan dasar dari sikap etis seorang ilmuan. Aksiologi pengetahuan menjelaskan pada manfaat dan tujuan dari para ilmuan tentang penelitian yang dilakukan. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, sehingga keilmuan tersebut berkaitan langsung dengan ideologi dan dapat menjadi landasan suatu bangsa. Bisa diartikan aksiologi pengetahuan ilmu merupakan visi dan misi seorang ilmuan dalam realitas kebenarannya.
    1. Kegunaan Pengetahuan Sain
Secara umum pengetahuan ilmiah berisikan teori-teori yang mana suatu pendapat yang beralasan. Alasan itu dapat berupa argumen logis maupun teori filsafat yang berupa perasaan atau keyakinan empiris, serta pengetahuan mistik berupa argumen logis-empiris. Ada tiga kegunaan teori sain; sebagai alat pembuat ekplanasi, alat peramal dan alat pengontrol.
      1. Teori Sebagai Alat Ekplanasi
Dalam bukunya Ahmad Tafsi (Filsafat Ilmu) T. Jacob menjelaskan; sain merupakan suatu sistem eksplanasi yang paling dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem yang lainnya.


      1. Teori Sebagai Alat Peramal
Saat membuat ekplanasi sebelumnya para ilmuan telah menentukan faktor penyebab terjadinya gejala tersebut. Dengan “mengutak-atik” faktor penyebab itu para ilmuan dapat menentukan ramalan atau prediksi. Ramalan atau prediksi yang di buat oleh para ilmuan ditentukan oleh kekuatan teori yang ia gunakan, kepandaian, kecerdasan dan ketersediaan dara dari sekitar gejala tersebut.
      1. Teori Sebagai Alat Pengontrol
Para ilmuan mampu membuat ramalan berdasarkan ekplanasi gejala agar dapat dikontrol. Perbedaan prediksi/ramalan dengan kontrol adalah prediksi yang bersifat pasif, disaat ada kondisi tertentu maka dapat membuat prediksi. Sedangkan kontrol bersifat aktif, terhadap sesuatu keadaan. Dimana kita membuat tindakan agar terjadi begini, begitu dan seterusnya.
    1. Cara Penyelesaian Sain
Ilmu atau sain yang isinya teori dibuat untuk memudajkan kehidupan. Para ilmuan menggunakan cara dalam penyelesaian masalah keilmuan, mereka mengambil beberapa langkah sebagai berikut:
Pertama, ia mengidentifikasi masalah. Identifikasi dilakukan dengan cara mengadakan penelitian. Hasil penelitian kemudian dianalisis untuk mengetahui secara persis segala sesuatu diseputar penelitian tersebut.
Kedua, ia mencari teori dari penelitian tersebut. Biasanya ia mencari literatur dari beberapa teori yang menjelaskan sebab-sebab dari penelitian tersebut. Dari berbagai teori dipilih salah satu yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah penelitian.
Ketiga, ia kembali membaca literatur yang mana mencari teori dalam penyelesaian suatu masalah. Sebelumnya mencari teori tentang penyebab sekarang mencari teori tentang penyelesaian, akan tetapi harus singkron dengan sebab yang terjadi dengan penyelesaiannya.
    1. Nertalisasi Sain
Netral biasanya diartikan tidak memihak. Dalam kata “sain netral” berarti sain tidak memihak pada kebaikan dan pada kejahatan. Itu sebabnya sain netral sering disebut juga dengan sain bebas nilai (value free). Value Free disebut juga dengan sain bebas nilai dengan value bound sebagai lawan darinya, yang berati teikat nilai (value bound).
Keuntungan sain dianggap netral: (1) peneliti mudah dalam memilih dan menetapkan objek yang akan diteliti. (2) bebas menggunakan cara dalam penelitian, dan (3) bebas menggunakan produk penelitian. Sedangkan orang menganggap sain tidak netral akan dibatasi nilai dalam (1) menentukan objek penelitian, (2) cara meneliti, (3) menggunakan hasil penelitian.
Paham sain netral sebenarnya telah melawan dari penciptaan sain. Sain dibuat untuk membantu manusia dalam menghadapi kesulitan hidupnya. Sain memihak pada keguanan membantu manusia menyelesaikan kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Kata kuncinya terletak pada aksiologi sain, yang mana peneliti akan membuat teori, sebebnarnya ia telah berniat akan membantu manusia menyelesaikan masalah dalam kehidupannya. Semua itu disebabkan karena sain merupakan bagian dari kehidupan, sementara kehidupan itu sevara keseluruhan tidaklah netral. Paham sain tidak netral adalah paham yang sesuai dengan ajaran semua agama dan sesuai pula dengan niat para ilmuan tatkala menciptakan teori sain.





BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dari pembahan diatas dapat disimpulan sebagai berikut:
  1. Ontologi Sain
Ontologi ilmu pengetahuan menjelaskan tentang pemaknaan ada-nya sesuatu dalam pemikiran. Dalam perkembangannya pengetahuan ilmu mempunyai pengaruh yang besar terutama pada materialisme dan spiritualisme. Materialisme adalah pandangan metafisik menganggap materilah sumber dari keberadaan yang nyata. Sedangkan spiritualisme merupakan pandangan metafisik dalam kenyataannya roh sebagai dasar seluruh alam.
  1. Epistemologi Sain
Epistemologi sain meupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses penelitian. Seperti menetukan objek pengetahuan sain, cara memperoleh pengetahuan sain, dan menentukan kebenaran pengetahuan sain.
  1. Aksiologi Sain
Aksiologi pengetahuan ilmu merupakan pengembangan dasar dari sikap etis seorang ilmuan. Aksiologi pengetahuan menjelaskan pada manfaat dan tujuan dari para ilmuan tentang penelitian yang dilakukan. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, sehingga keilmuan tersebut berkaitan langsung dengan ideologi dan dapat menjadi landasan suatu bangsa. Bisa diartikan aksiologi pengetahuan ilmu merupakan visi dan misi seorang ilmuan dalam realitas kebenarannya.





ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI SAIN

Logo UNU

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Maragustam Siregar, M. Ag

Disusun oleh:
Erna Suci Rahayu
15.MPI.064/015.10.09.1467
Awang Yulias Supardi
15.MPI.065/015.10.09.1468

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PASCA SARJANAH
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUARAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar