Senin, 25 Januari 2016

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

    MAKALAH
PERADABAN ISLAM
PADA MASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN



Mata Kuliah : Sejarah Kebudayaan dan Peradaban Islam
Dosen : Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag.
KELAS C




Di susun oleh :
SITI MASKUROH
NIRM : 015.10.09.1465



PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S2
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
2016


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW. dalam membangun peradaban Islam maupun peradaban dunia hingga akhirnya mencapai puncak kegemilangan, tidak lepas dari peran sertanya para shahabat Nabi. Mereka ikut mewariskan sistem dan nilai-nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan dan layak dicatat dalam sejarah dengan tinta emas.
    Khulafaur Rosyidin adalah para shahabat Nabi Muhammad SAW. yang senantiasa mendampingi perjuangan Nabi, dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW. yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Hal ini sebagai bukti suksesnya pewarisan sistem dan nilai luhur tersebut.
Wafatnya Nabi tidak serta merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya, karena memang risalah islamiah ini tidak pernah bergantung pada satu namapun.
    Ditangan para khalifah islam juga telah mencapai puncak kejayaannya, sebuah prestasi yang belum berulang dua kali sampai sekarang. Mereka mengembangkan peradaban islam maupun peradaban dunia sebagai bentuk kemajuan islam. Khulafaur Rasyidin adalah orang-orang yang pertama kali merasakan pahit getirnya dalam memperjuangkan islam, dan merasakan manisnya cucuran hidayah yang akhirnya berbuah perilaku yang baik.
    Pada masa jahiliyah, Utsman bin Affan termasuk salah seorang tokoh yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat. Selain kedudukannya tinggi, dia juga sangat kaya raya, dermawan, ekomomi yang handal dan ucapannya selalu enak didengar. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat islam pada awal dakwah Islam, sehingga masyarakat sangat mencintainya.
    Utsman bin Affan bin Abil Ash ibnu Umayyah dilahirkan pada waktu Rasulullah masih berusia lima tahun dan masuk Islam atas seruan khalifah Abu Bakar Ash Shidiq.)1
_____________________________
1 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,( jakarta:Amzah,2010 ), hal.1-4
1
Ustman bin Affan , salah satu shahabat Nabi Muhammad SAW. yang dikenal sebagai khalifah ketiga. Pada masa Rasulullah masih hidup, Utsman terpilih sebagai salah satu sekretaris Rasulullah sekaligus masuk dalam TIM penulis wahyu.
    Utsman bin Affan lahir di Thaif pada tahun 576 M, yaitu tahun sesudah peristiwa Gajah ( al- Fil ). Beliau menjabat khalifah pada usia 70 tahun, yaitu dalam usia yang sudah tua dan berkuasa selama dua belas tahun ( 23-35 / 644-656 M ).
    Utsman bin Affan, seorang yang telah diberi kabar gembira serta jaminan masuk surga,)2 beliau termasuk golongan orang yang memeluk Islam pada periode awal ( Ash- Shabiqunul Awwalun ). Ia juga satu-satunya orang yang diberikan karunia oleh Allah SWT. dengan menikahi putri Rasulullah SAW. Ruqayah dan Ummi Kulsum karena itu ia dikenal dengan Dzu Nur’aini ( yang memiliki dua cahaya).                Kekerabatan Utsman dengan Muhammmad Rasulullah bertemu pada urutan silsilah ‘Abdu Manaf, Rasulullah berasal dari Bani Hasyim sedangkan Utsman dari kalangan Bani Umayah. Proses masuk islamnya Utsman bin Affan dianggap merupakan hal yang luar biasa, Bani Umayah pada saat itu bersikap memusuhi Nabi dan agama Islam.                                                                    Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga berdasarkan suara mayoritas dalam musyawarah tim formatur yang anggotanya dipilih oleh Khalifah Umar bin Khathab menjelang wafatnya. Saat menduduki amanah sebagai khalifah beliau berusia sekitar 70 tahun. Pada masa pemerintahan beliau, bangsa Arab berada pada posisi permulaan zaman perubahan. Hal ini ditandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi, seiring dengan semakin meluasnya wilayah yang tersentuh syiar Islam, masyarakat telah mengalami proses transformasi dari kehidupan bersahaja menuju pola hidup masyarakat perkotaan.
    Dalam pemerintahannya Utsman menempatkan beberapa anggota keluarga dekatnya menduduki jabatan publik strategis. Pada sisi lain khalifah Utsman dituduh sebagai koruptor dan nepotis dalam kasus pemberian dana khumus ( seperlima dari rampasan perang ).
___________________
2 Ibid.Hal.104
2
Dengan beberapa kebijakan itulah banyak kalangan yang menilai kepemimpinan khalifah berbau nepotisme yang kemudian berkembang untuk menjatuhkan khalifah Utsman bin Affan, hingga akhirnya sampai pada saat pembunuhan.

  1. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut :
  1. Bagaimana proses pengangkatan kekhalifahan Utsman bin Affan serta langkah-langkah perjuangan yang pernah dicapainya ?
  2. Apa penyebab terjadinya pemberontakan pada masa Utsman bin Affan ?
  3. Bagaimana kebijakan politik khalifah Utsman bin Affan terkait dengan dugaan Nepotisme ?
  4. Bagaimana kronologi terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan ?
  1. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penyusunan dan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan serta mengetahui langkah-langkah perjuangan yang pernah dicapainya.
  2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya pemberontakan pada masa Utsman bin Affan,
  3. Untuk mengetahui bagaimana kebjakan politik khalifah Utsman terkait dengan dugaan Nepotisme.
  4. Untuk mengetahui bagaimana kronologi terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan.





3
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Sejarah Khalifah Utsman bin Affan
    Setelah khalifah Umar bin Khatab meninggal ditikam oleh Abu Lu’luah, maka estafet kepemimpinannya akhirnya dilanjutkan Oleh Utsman bin Affan. Namun kali ini sistem pengangkatan Utsman berbeda dengan pada masa Umar bn Khatab atau Abu Bakar. Utsman bin Affan tidak diangkat melalui sistem penunjukan atau wasiat, melainkan oleh dewan formatur yang terdiri  dari enam orang yang ditunjuk oleh Umar sebelum meninggal dunia.
    Penunjukan tersebut tidak berdasarkan perwakilan golongan, tetapi atas dasar pertimbangan kualitas pribadi masing-masing, yakni karena mereka menurut Nabi adalah calon-calon penghuni surga.3 Hingga akhirnya Utsmanlah yang dipilih menggantikan Umar bin Khatab sebagai khalifah ketiga, yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia.                               Dari masa inilah awal pengangkatan seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh keenam orang shahabat sepanjang sejarah.                                        Proses  pengangkatan Khalifah Utsman bin Affan sebagai berikut : Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab tepatnya setelah beliau ditikam oleh Abu Lu’luah, merasa sakit dan merasa dirinya akan meninggal dunia maka Umar bin Khatab membentuk dewan musyawarah. Dewan tersebut terdiri  dari : Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, Abdur Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam. Salah seorang putra Umar, Abdullah ditambahkan pada komisi diatas tetapi hanya punya hak pilih dan tidak berhak dipilih.)4
________________
3 Ibid.h.268

4 A.Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam,Jakarta: Pustaka Al Husna 1983,hal.226
4



Setelah Umar bin Khatab wafat, maka mereka segera berunding  untuk membahas siapa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan ( kekhalifahan ).
Abdur Rahman bin Auf mengusulkan agar dia diperkenankan mengundurkan diri. Tetapi kepadanya ditugaskan bermusyawarah dengan kaum muslimin, dan memilih seorang untuk menjadi khalifah diantara shahabat-shahabat yang telah ditunjuk oleh Umar bin Khatab.
Ketika itu sempat terjadi aksi dukung mendukung antara kelompok Ali dan kelompok Utsman. Melalui persaingan yang ketat dengan Ali, sidang Syura akhirnya memberi mandat kekhalifahan kepada Utsman bin Affan. Akhirnya Utsman terpilih menjadi khalifah menggantikan Umar bin Khatab. Dalam pengangkatan Utsman tampak bahwa musyawarah itu dilaksanakan oleh tokoh-tokoh senior ( tim formatur ) tetapi terkesan tidak ada peluang untuk berbeda pendapat, sebagaimana yang telah diwariskan oleh Umar bin Khatab, karena khawatir terjadi keributan.
Shahabat-shahabat yang tergabung dalam dewan, posisinya seimbang tidak ada yang lebih menonjol sehingga cukup sulit untuk menetapkan salah seorang dari mereka sebagai pengganti Umar, tidaklah heran bila terjadi tarik ulur pendapat yang sangat alot.
Adapun Langkah-langkah keberhasilan yang pernah dicapai.
Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah semenjak 23-35 H/644-656M
Masa pemerintahannya adalah yang terpanjang dari semua khalifah di zaman para Khulafaur Rasyidin, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Zaman pemerintahan Utsman pemerintahan dibagi menjadi dua periode, yaitu enam tahun pertama merupakan zaman kejayaan dan tahun terakhir merupakan zaman pemerintahan yang buruk.)5
Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam.
__________________

5 Ibid.h.105
5
Daerah-daerah yang strategis sudah dikuasai Islam seperti Mesir dan Irak terus dilindungi dan dikembangkan dengan melakukan serangkaiaan ekspedisi militer yang terencanakan secara cermat. Kekuasaan wilayah pada saat itu sudah terbentang dari Afrika sampai ke Romawi hingga wilayah Asia, Persia, Turki, Afganistan, dan pulau Ciprus. Kelak Islam akan tersebar ke seluruh pelosok dunia.
Pada masa Utsman  telah di bentuk armada laut yang cukup tangguh, yang akan memperkuat angkatan perang Islam dan melancarkan ekspedisi wilayah kekuasaan Islam. Jadi enam tahun pertama pemerintahan Ustman ditandai dengan perluasan wilayah kekuasaan Islam.
Langkah Utsman selanjutnya adalah menyusun ( membukukan ) kitab suci Al Qur’an setelah terhimpun pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Penyusunan Al Qur’an dimaksudkan untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan serius dalam bacaan Al Qur’an. Sebagian bacaan itu tercampur dengan kesalahan dan mempertahankan bacaannya masing-masing.
Para shahabat amat khawatir kalau perbedaan tersebut akan membawa perpecahan dan penyimpangan pada kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran pertama yang telah dilakukan oleh Abu Bakar yang disimpan oleh Siti Hafsah ( istri Rasulullah SAW ).
    Akhirnya dibentuk TIM penyusunan  Al Qur’an, ketua dewan yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang mengumpulkan tulisan-tulisan Al Qur’an antara lain adalah Hafsah (istri Nabi Muhammad SAW ). Utsman memerintahkan para shahabat  yaitu : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Al’Ash dan Abdurrahman, Ibnu Harits bin Hisyam untuk menyalin mushaf yang telah dipinjam.                    Khalifah Utsman berpesan kepada kaum Quraisy bila anda berbeda pendapat tentang hal Al Qur’an maka tulislah dengan ucapan lisan Quraisy. Setelah mereka menyalin ke dalam beberapa mushaf Khalifah Utsman mengembalikan lembaran mushaf asli kepada Hafsah.
6
Selanjutnya ia menyebarkan mushaf yang telah di salinnya  ke seluruh daerah dan memerintahkannya agar semua bentuk lembaran mushaf yang lain dibakar.)6 yang tersisa hanyalah mushaf yang telah disesuaikan dengan naskah Al Qur’an aslinya. Hal ini sesuai dengan keingina Nabi Muhammad SAW. Yang menghaendaki adanya penyusunan Al Qur’an secara standar.                                                        Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa    motif pengumpulan mushaf oleh Khalifah Abu Bakar  dan Khalifah Utsman berbeda. Pengumpulan yang dilakukan Abu Bakar dikarenakan adanya kekhawatiran kan hilangnya Al Qur’an, karena banyak huffadz yang meninggal karena peperangan. Sedangkan motif Khalifah Utsman karena banyaknya perbedaan bacaan yang dikhawatirkan timbul perbedaan.)7
Keberhasilan yang lain pada segi perekonomian, yaitu pelaksanaan baitul maal. Utsman hanya melanjutkan dari khalifah sebelumnya Abu Bakar dan Umar. Namun Utsman dianggap telah melakukan korupsi karena terlalu banyak mengambil uang dari baitul maal untuk diberikan kepada kerabat-kerabatnya. Untuk memperlancar ekonomi dalam hal perdagangan, ia melakukan perbaikan fasilitas , seperti perbaikan jalan-jalan dan lain sebagainya.
Bidang lain yang juga berkembang pesat adalah sosial budaya dan pendidikan.Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam. Perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya.
Setelah melewati saat-saat yang gemilang, pada enam, tahun terakhir masa kekuasaanya Khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan dan pembangkangan di dalam negeri yang dilakukan oleh
_________________
6 Al-Tibyan,1984,h.96
            7 Said Al-Qothani,1994,h.118
7
orang-orang yang kecewa terhadap tabiat Khalifah dan beberapa kebijakan pemerintahannya.
    Tuduhan yang lain nepotisme dan pemborosan uang Negara. Tuduhan pemborosan uang Negara karena Utsman dianggap terlalu boros mengambil uang baitu maal untuk diberikan kepada kerabatnya, dan tuduhan nepotisme karena Utsman dianggap mengangkat pejabat-pejabat dari kerabatnya sendiri.  Akan tetapi sebetulnya kekacauan itu sudah dimulai sejak pertama Utsman terpilih menjadi Khalifah.
  1. Faktor Penyebab Terjadinya Pemberontakan Pada Masa Utsman bin Affan  
Pemerintahan Utsman pada enam tahun terakhir muncul perasaan  tidak puas dan kecewa umat Islam terhadap Utsman. Sebetulnya Khalifah Utsman adalah pemimpin yang sangat sederhana, berhati lembut dan sangat shaleh, namun kepemimpinan beliau dimanfaatkan oleh sanak saudaranya dari keluarga besar Bani Umayah untuk menjadi pemimpin di daerah-daerah.  
    Dalam kenyataannya, menurut Mufradi satu persatu kepemimpinan di daerah-daerah kekuasaan Islam diduduki oleh keluarga Khalifah Utsman. Adapun pejabat-pejabat yang diangkat Utsman antara lain :
  1. Abdullah bin Sa’ad ( saudara susuan Utsman ), sebagai wali Mesir menggantikan Amru bin Ash.
  2. Abdullah bin Amir bin Khuraiz, sebagai wali di Basrah menggantikan Abu Musa Al Asy’ari.
  3. Walid bin Uqbah bin Abi Muis ( saudara susuan Utsaman ), sebagai wali di Kuffah menggantikan Sa’ad bin Abi Waqos.
  4. Marwan bin Hakam ( keluarga Utsman ), sebagai sekretaris Khalifah Utsman.
Pengangkatan pejabat dikalangan keluarga Utsman telah menimbulkan protes keras di daerah dan menganggap Utsman telah melakukan nepotisme.

8
Faktor-faktor penyebab timbulnya pemberontakan pada masa Utsman ada dua yaitu :
  1. Faktor Intern ( faktor dari dalam ), diantaranya adalah :
  1. Diangkatnya Marwan bin Hakam, adik sepupu menjadi sekretaris. Karena pada dasarnya dialah yang menjalankan semua roda pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah.
Rasa tidak puas memuncak ketika pemberontakan dari Kuffah dan Basrah bertemu dan bergabung dengan pemberontak dari Mesir. Wakil-wakil mereka menuntut diangkatnya Muhammad    bin Abu Bakar sebagai Gubernur Mesir. Tuntutan dikabulkan, tetapi ketika mereka kembali di tengah-tengah perjalanan menemukan surat yang dibawa oleh utusn khusus dari Marwan bin Hakam. Isinya bahwa wakil-wakil itu harus dibunuh ketika sampai di Mesir.
  1. Situasi politik    semakin mencekam.
Tuduhan korupsi atau  pemborosan uang negara antara lain, pembangunan rumah mewah lengkap dengan peralatannya untuk Utsman dan keluarganya. Tuduhan keji tentang korupsi untuk dibagi-bagikan pada saudaranya. Tuduhan lain Utsman dianggap mengambil harta baitul maal untuk keluarganya, semua dibantah oleh Utsman. Ditambah lagi tuduhan keras terhadap kerabat Khalifah yang bernama
Hakam ayah Marwan mendapat tanah, Marwan sendiri menyalahgunakan harta baitul maal, Muawiyah mengambil alih tanah negara Suriah dan Khalifah mengizinkan Abdullah untuk mengambil seperlima dari harta rampasan perang Tripoli untuk dirinya dan lain-lain.8
  1. Adanya konfrontasi lama yang mencuat.
Permasalahan ini semata-mata berupa persaingan Bani Hasyim dengan Bani Umayyah, Sejak dahulu Bani Hasyim berada diatas Bani Umayyah terutama pada masalah-masalah perpolitikan orang-orang
_______________________
8 Mahmud Unnasir,Islam konsep dan sejarahnya, h.188
9
Quraisy. Utsman sendiri merupakan salah satu anggota dari keluarga besar Bani Umayyah.
  1. Faktor Ekstern ( faktor dari luar ).
  1. Adanya provokator, seorang Yahudi dari Yaman yaitu Ibnu Saba’.
Nama lengkapnya Abdullah bin Saba’ yang masuk Islam, ia melakukan pemberontakan terhadap Khalifah Utsman bin Affan  didasarkan motivasi dirinya untuk meruntuhkan dasar-dasar Islam yang telah dipegang teguh oleh umat Islam. Niatnya masuk Islam hanyalah sebagai kedok belaka untuk merong-rong kewibawaan pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Sehingga muncullah kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah kekuasaan Islam diantaranya adalah Fustat ( Kairo ), Kuffah, Basrah, dan Madinah.
  1. Lawan politiknya menuduh Utsman  sama sekali tidak punya otoritas, dalam menerapkan edisi Al Qur’an yang ia bakukan. Dengan kata lain, mereka mendakwa  Utsman secara tidak benar  telah menggunakan kekuasaan keagamaan yang tidak dimilikinya.)9
  1. Kebijakan Politik Khalifah Utsman bin Affan Terkait Dugaan Nepotisme
Mengetengahkan kembali kronologi seputar pemerintahan Utsman bin Affan, bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Terutama apabila dikaitkan dengan ketersediaan data dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Upaya memojokkan pemerintahan Utsman bin Affan sebagai rezim nepotis sendiri hanya berangkat dari satu sudut pandang dengan argumentasi mengungkap motif sosial politik belaka. Lebih dari itu lebih banyak berkutat dalam dugaaan dan produk kreatif imajinatif. Sumber data yang tersedia kebanyakan didominasi oleh naskah yang ditulis pada masa dinasti Abbasiyah, yang secara politis telah menjadi rival bagi Muawiyah, keluarga, dan sukunya, tidak terkecuali Khalifah Utsman bin Affan. Oleh karena itu _______________
9 Al Baladzur Futuhal Buldan,Jilid 1 h.62
10
kesulitan pertama yang harus dihadapi adalah menyaring data-data valid diantara rasionalisasi kebencian dan permusuhan yang menyelusup diantara data yang tersedia. Terhadap berbagai kecaman tersebut, khalifah telah berupaya untuk membela diri dan melakukan politis sebatas kemampuan.      Tentang pemborosan uang negara misalnya, Utsman menepis keras tuduhan keji ini. Benar jika ia dikatakan banyak membantu saudara-saudaranya dari Bani Umayyah, tetapi itu diambil dari kekayaan pribadinya. Sama sekali bukan dari kas negara, bahkan Khalifah tidak mengambil gaji yang menjadi haknya. Pada saat menjabat Khalifah, justru Utsman jatuh miskin. Selain karena harta yang ia miliki digunakan untuk membantu sanak familinya, juga karena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi permasalahn kaum muslimin.
      Dalam sebuah khatbahnya Utsman pernah menyatakan sebuah bukti kuat tentang kekayaan yang masih dimilikinya guna membantah isu korupsi sebagai berikut : “Pada saat pencapaianku menjadi khalifah, aku adalah pemilik kambing dan unta yang paling banyak di Arab. Hari ini aku tidak memiliki kambing atau unta kecuali yang digunakan untuk kendaraan dalam ibadah haji”.)10  Sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengumpulkan harta seperti dimasa sebelum diangkat menjadi Khalifah. Tentang penyokong mereka, aku memberikan kepada mereka apa pun yang dapat aku berikan dari milikku pribadi. Tentang harta kekayaan negara, aku menganggapnya tidak halal, baik bagi diriku sendiri maupun orang lain ( keluargaku ). Aku tidak mengambil apa pun dari kekayaan negara, apa yang aku makan adalah hasil nafkahku sendiri.)11
     Oleh karenanya tuduhan nepotisme terhadap kepemimpinan Utsman bin Affan hanyalah entrik politik oleh para pesaingnya yang juga memilki kepentingan kekuasaan, hal tersebut terlihat dari adanya reaksi-reaksi mereka yang sengaja mengeruhkan suasana agar pemerintahan dalam keadaan goyang, sembari mencari titik kelemahan yang dimilki oleh Khalifah
______________________
10  Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,H.62
11  Samsul Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam,jakarta,Pc.AMZAH 2010,h107
11
Utsman bin Affan. Tuduhan pemborosan uang negara dan tuduhan nepotisme ini terbukti tidak benar karena tidak semuanya pejabat yang diangkat merupakan kerabatnya. Selain itu meski kerabatnya sendiri, jika pejabat tersebut melakukan kesalahan  maka Utsman tidak segan-segan untuk menghukum dan memecatnya.
    Sayangnya tuduhan nepotisme itu terlalu kuat, sehingga banyak yang beranggapan bahwa Usman telah melakukan nepotisme. Hal ini diperkuat dengan adanya golongan Syiah, yaitu golongan yang sangat fanatik terhadap Ali dan berharap Ali yang menjadi Khalifah bukan Utsman. Fitnah yang terus melanda Utsman inilah yang memicu kekacauan dan akhirnya menyebabkan Utsman terbunuh di rumahnya setelah dimasuki oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi di depan rumahnya. Setelah meninggalnya Utsman, lalu Ali ditunjuk menjadi pengganti   Khalifah Utsman untuk mencegah kekacauan yang lebih lanjut.
  1. Kronologi Terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan
Rasa tidak puas terhadap Khalifah Utsman semakin besar dan menyeluruh,  bahkan memuncak ketika pemberontakan dari Kuffah dan Basrah bertemu dan bergabung dengan pemberontak di Mesir. Segala perasaan yang tersimpan saat ini mereka keluarkan dan mereka teriak-teriakkan. Rakyat bangkit menentang Gubernur yang diangkat oleh Khalifah.   Hasutan yang lebih keras terjadi di Mesir, selain ketidaksetiaan rakyat terhadap Abdullah bin Sa’ad ( saudara Khalifah ), sebagai pengganti  Gubernur “Amr  bin Ash juga karena adanya konflik soal pembagian ghanimah. Beberapa pembesar yang berdiri di belakang pemberontakan ikut mengecam tindakan-tindakan Utsman. Beranggapan bahwa Utsman telah melakukan nepotisme dan didukungnya golongan yang fanatik terhadap Ali bin Abi Thalib dan berharap Ali menjadi Khalifah. Anggapan tersebut muncul dari seorang berdarah yahudi yaitu : Ibnu Saba’, nama lengkapnya Abdullah bin Saba’. Adalah seorang Yahudi dari Yaman yang masuk Islam. Ia merupakan provokator yang
12
berada di balik pemberontakan maupun pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan . Mereka pergi ke Madinah untuk meminta Utsman memecat pejabat yang dianggap menyeleweng atau mengundurkan diri dari kekhalifahan, tetapi permintaan itu ditolak oleh Utsman. Sedangkan Ali bin Abi Thalib ingin menyelesaikan persoalan tersebut dengan jalan damai, tetapi mereka tidak dapat menerimanya.
    Penolakan tersebut mengakibatkan konflik yang sangat besar, mereka mengepung rumah Utsman bin Affan dan menyusup ke dalam dan membunuh Khalifah Utsman.
Utsman bin Affan dibunuh dirumahnya sendiri pada saat membaca Al Qur’an dan berpuasa. Hal ini terjadi pada tanggal 17 Juni 656 M atau pada tahun 35 H. Utsman dibunuh dengan cara ditikam oleh gerombolan pemberontak yang tiba-tiba mengepung rumah Khaliifah Utsman. Namun untuk membendung arus pemberontakan, Ali dan putera-puteranya bersama pemuka-pemuka  Islam yang lain tampil kemuka. Hasan dan Husen dengan beberapa orang menjaga pintu rumah Utsman menghambat kaum pemberontak yang hendak memasuki rumahnya. Tetapi pemberontak lebih banyak, ada yang memanjat dinding dan masuk ke dalam akhirnya mereka bisa membunuh Khalifah Utsman bin Affan.
    Sikap Bani Umayyah menghadapi pemberontakan, mereka tidak mau bertanggung jawab terhadap Utsman. Sesungguhnya mereka membiarkan Utsman seorang diri menebus dan menerima akibat kesalahan-kesalahan yang ditimpakan kepadanya.
    Menurut ahli sejarah berkebangsaan Jerman Mr. Welhausen “Pembunuhan Utsman yang bermotif politik itu lebih berpengaruh terhadap lembaran sejarah Islam, dibandingkan dengan sejarah Islam lainnya. Selanjutnya masyarakat muslim terpecah menjadi dua golongan yaitu : Umayyah dan Hasyimiyah. Golongan Umayyah menuntut pembalasan atas darah Utsman sepanjang pemerintahan Ali hingga terbentuknya Dinasti Umayyah. Pembunuhan Khalifah membawa dampak yang panjang terhadap sejarah Islam sesudahnya.
13
BAB III
KESIMPULAN
Berdasrkan kajian diatas maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
  1. Pengangkatan kekhalifahan Utsman bin Affan atas dasar musyawarah dari dewan musyawarah, yang terdiri dari Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalha bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Abdur Rahman bin Auf. Ditambah salah seorang putra Umar yakni Abdillah.
Langkah-langkah keberhasilan yang dicapai Khalifah Utsman antara lain : Perluasan wilayah kekuasaan Islam, perkembangan ekonomi, polotik, pendidikan atau ilmu pengetahuan.
  1. Faktor penyebab terjadinya pemberontakan pada masa Khalifah Utsman ada dua yaitu : faktor intern ( faktor dari dalam ) dan faktor ekstern ( faktor dari luar ).
  2. Kebijakan politik Khalifah Utsman terkait dengan dugaan nepotisme, beliau menyikapi dengan penuh ikhlas dan perjuangan. Isu nepotisme dalam pemerintahan Utsman terbukti tidak benar. Secara kuantitas jumlah pejabat negara dari keluarga Utsman tidak mayoritas.
  3. Kronologi terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan, berawal dari adanya kaum pemberontak yang muncul pada saat itu. Mereka tidak puas atas kekhalifahan Utsman, akhirnya mengepung dan menyerang rumahnya serta menikam Utsman dari belakang. Pada saat itu Utsman sedang membaca Al Qur’an dan sedang berpuasa, pembunuhnya adalah Hamron bin Sudan Asy Syaqy.

SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan. Mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

14

DAFTAR PUSTAKA
Al-Baladzuri, Futuhul Buldan, jilid V.
Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,
Asy-Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Al Husna, 1983.
Al-Tipyan, 1984.
Mahmudunnasir, Islam konsep dan Sejarahnya.
Said Al Qatharni, 1994.
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: AMZAH,2010.






















15

1 komentar:

  1. Sangat bermanfaat dengan adanya makalah ini, saya jadi lebih tahu sejarah pada masa khalif ustman bin affan, Syukron

    BalasHapus