Senin, 25 Januari 2016

bangsa Arab pra-Islam

BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Arab pada masa sebelum islam lahir merupakan peradaban Jahiliyah menurut sebagian besar sumber karena mereka dikenal sebagai penyembah berhala. Jahiliyah berarti kebodohan, namun tidak seluruhnya bangsa Arab pra-Islam itu bodoh bila dilihat dari berbagai aspek yang akan dibahas dalam makalah ini. Karena mereka mempunyai kemajuan dalam berbagai bidang seperti bidang ekonomi, kesusastraan, dan masih ada lagi yang akan dijelaskan pada makalah ini.

  1. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan makalah berikut ini:
  1. Bagaimana bangsa Arab pra-Islam pada aspek sosial?
  2. Bagaimana bangsa Arab pra-Islam pada aspek politik?
  3. Bagaimana bangsa Arab pra-Islam pada aspek ekonomi?
  4. Bagaimana bangsa Arab pra-Islam pada aspek kepercayaan?
  5. Bagaimana bangsa Arab pra-Islam pada aspek kesusastraan?

  1. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
  1. Untuk mengetahui tentang peradaban Bangsa Arab Pra-Islam pada aspek sosial.
  2. Untuk mengetahui tentang peradaban Bangsa Arab Pra-Islam pada aspek politik.
  3. Untuk mengetahui tentang peradaban Bangsa Arab Pra-Islam pada aspek ekonomi.
  4. Untuk mengetahui tentang peradaban Bangsa Arab Pra-Islam pada aspek kepercayaan.
  5. Untuk mengetahui tentang peradaban Bangsa Arab Pra-Islam pada aspek kesusastraan.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. ASPEK SOSIAL
Bangsa Arab adalah salah satu dari bangsa Semith, yang mendiami daratan yangdinisbahkan kepada bangsa mereka, yaitu jazirah Arab. Mereka terdiri dari tiga bagian:
  1. Suku Arab Kuno (al-‘Arab al-Badi’ah).
Suku ini merupakan bangsa Arab paling kuno yang saat ini telah punah. Sejarah suku ini telah diketahui dari kitab-kitab samawi yang terkenal, di antaranya adalah ‘Ad-Tsamud, Tasm, Judais, dan Jurham.
  1. Arab al-Baqiyah  Aribah (Arab Asli) : Mereka dari kelompok Quthan, dan tanah air merekayaitu Yaman. Di antara kabilah-kabilah yang terkenal, yaitu Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini keluarlah suku-suku Kahlam dan Himyar.
  2. Arab al-Baqiyah Musta’rabah (Arab Pendatang) : Mereka ini adalah kebanyakan dari penduduk Arab, dari dusun sampai ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah jazirah Arab dan Negeri Hijaz sampai ke lembah Syam. Dinamakan Arab Musta’rabah karena waktu itu Jurham dari suku Qathan mendiami Mekah, dan mereka tinggal bersama Nabi Ismail AS serta ibunya, di mana kemudian Ismail  mengawini wanita mereka, dan kemudian Ismail dan anak-anaknya belajar  bahasa Arab. Dari merekalah lahir bermacam-macam kaum dan suku Arab, termasuk kaum Quraisy, yang tumbuh dari induk suku Adnan.
Perlu diketahui bahwa bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Qathan (keturunan Qathan)  dan Adnan (keturunan Ismail ibn Ibrahim). Suku Adnan menempati wilayah utara Jazirah sedangkan Suku Qathan menempati wilayah selatan jazirah Arab. Akan tetapi kedua golongan itu membaur karena perpindahan- perpindahan dari utara ke selatan atau sebaliknya.
 Pada aspek ini, berdasarkan tempat tinggalnya, bangsa Arab ada yang tinggal di pedalaman dan ada pula yang tinggal di kota.
Penduduk pedalaman tidak mempunyai tempat tinggal atau perkampungan tetap. Contohnya suku Badui yang mempunyai gaya hidup pedesaan dan nomadik, berpindah dari satu daerah ke daerah lain guna mencari air dan padang rumput untuk binatang penggembalaan mereka, seperti kambing dan unta. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan dan solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antar suku sering sekali terjadi. Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat bangsa Arab ketika itu. Dalam masyarakat suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat rendah. Situasi ini terus berlanjut hingga agama Islam lahir. Akibatnya, kebudayaan mereka tidak berkembang. Karena itulah bahan-bahan sejarah arab pra-Islam sangatlah langka. Menurut Ahmad Syalabi, sejarah mereka dapat diketahui dari masa kira-kira 150 tahun menjelang lahirnya Islam. Sejarah mereka ini juga dapat diketahui dengan perantaraan syair-syair atau cerita-cerita yang diterima dari perawi-perawi. 
Sebaliknya, penduduk kota mempunyai tempat tinggal mutlak di kota-kota dan mata pencaharian mereka ialah bertani, berdagang dan berternak. Mereka biasanya memiliki kecakapan dagang yang baik, dan cara bertani dan berternak yang cukup maju.
Keadaan bangsa  Arab yang hidup di daerah padang pasir yang tandus, sedikit banyaknya turut membuat corak  kehidupan  mereka  berjalan  agak keras,  penuh persaingan, perebutan  kekuasaan antara satu kabilah  dengan kabilah lainnya.  Siapa yang  kuat, gagah  perkasa  itulah  yang memimpin.
Dalam hidup bermasyarakat, bangsa Arab sangat  dilingkupi kehidupan keduniawian. Mereka sangat menggemari hal-hal berikut ini:
  1. Syair; dengan syair, orang bisa dipuji/mulia dan dihina.  Dari  syair ini akan  tergambar  kehidupan  sosial bangsa Arab;
  2. Minum  khamar, kendati di antara mereka ada pula  yang mengharamkan hal ini;
  3. Ada  pula  adat  (tradisi)  pada  saat  itu  kebiasaan “mengawini isteri bapa”yang telah meninggal dunia;
  4. Menganggap hina kaum perempuan;
  5. Menguburkan  anak  perempuan, namun  hal  ini  menurut Sallabi, ini hanya dilakukan oleh Bani Asad dan Tamim;
  6. Sementara mereka yang pandai membaca saat itu hanyalah sebanyak  17 orang;
  7. Perbudakan suatu hal yang biasa terjadi pada masa Arab pra-Islam. Mereka ini memelihara  dan  mempertahankan perbudakan.
Negara Hijaz tidak pernah dijajah, diduduki, atau dipengaruhi oleh bangsa asing. Hal ini disebabkan karean kondisi geografis dan kemiskinan negerinya sehingga tidak menimbulkan hasrat bangs asing untuk menjajahnya. Dan disebabkan karena Hijaz sejak zaman Ibrahim telah menjadi Ka’bah bagi bangsa Arab. Mereka bekarja bersama-sama memelihara, menjaga kemananan, dan menjauhkan penjajah dari negerinya.

  1. ASPEK POLITIK 
Orang-orang Arab di zaman Jahiliyah tidak mempunyai semacam pemerintahan seperti terkenal sekarang. Mereka hanya mempunyai pimpinan yang mengurus hal-hal mereka dalam keadaan perang dan damai.
Bangsa Arab di sekitar Mekah, khususnya suku bangsa Quraisy, mengembangkan sistem pemerintahan Oligarki yang membagi kekuasaan berdasarkan bidang tertentu. Seperti kepengurusan dalam bidang agama, kemiliteran, perekonomian, dsb.
Ada beberapa kerajaan pada masa arab pra-Islam yang berdiri yang berdasarkan sifat dan bentuknya ada dua macam :
  1. Kerajaan bermahkota, tetapi tunduk pada kerajaan lain (mendapat otonomi dalam negeri).
  2. Kerajaan tidak bermahkota, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh, ini lebih tepat disebut induk Suku dengan Kepalanya. Ia mempunyai apa yang dipunyai oleh kerajaan yang sebenarnya.
Sering terjadi perang antar kaum, antar kabilah, antar suku. Kadang-kadang ada perang yang sampai puluhan tahun, seperti:
  • Perang Busus : perang ini terjadi antara Kabilah Bakar dengan Kabilah Taghib selama 40 tahun, hanya karena selisih mengenai seekor unta. 
  • Perang Dahis : perang ini terjadi antara pimpinan Suku al-Ghubara dan Suku Dahis, juga selama 40 tahun, hanya lantaran beberapa perselisihan kecil.
  • Perang Fujar : perang ini terjadi kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
Perang terjadi antara beberapa kabilah dan suku, ganti berganti. Terjadinya selama bulan haram, dalam masa dimana berlangsung Pasar Ukaz, permasalahannya juga kecil yaitu masalah seekor unta yang disembelih.

  1. ASPEK EKONOMI
Salah satu sapek penting perekonomian Arab pra-Islam ialah perdagangan dan pertanian.
  1. Perdagangan
Bangsa Arab dikenal sebagai pedagang yang giat bekerja. Mereka berdagang hingga ke negeri-negeri di luar Jazirah Arab, seperti Syam, Yaman, Habasyah, mesir, dan Sudan. Kemajuan perdagangan bangsa Arab pra-Islam dimungkinkan ialah pertanian yang telah maju. Kemajuan tersebut ditandai dengan kegiatan ekspor-impor yang mereka lakukan. Yang mereka ekspor ialah dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi, kulit binatang, buahkismis, anggur, dan barang dagangan lainnya. Yang diimpor ialah kayu untuk bahan bangunan, bulu burung unta, budak, batu manusia, pakaian, dsb. Dalam menjalankan usaha dagangnya, bangsa Arab menggunakan beberapa cara berikut  ini:
          1. Kerja sama dengan cara bagi hasil, kerja sama ini dilakukan oleh dua pihak. Satu pihak adalah pemilik dagangan, sedangkan yang lain adalah yang menjalankan dagangannya. Keuntungannya dibagi dua.
          2. Berdagang dengan berombongan (Kafilah), beberapa pedagang berkumpul membentuk kafilah, mereka dikawal oleh beberapa tentara untuk menjaga kesalamatan dalam perjalanan ke daerah tujuan untuk berdagang.
          3. Mengatur waktu perjalanan, supaya mendapat keuntungan yang besar, biasanya bangsa arab menentukan hari yang tepat untuk berdagang. Misalkan mereka berdagang pada musim panas dan musim dingin. Pada musim panas, mereka berdagang ke Syam. Pada musim dingin mereka berdagang ke Yaman. Mekah bukan saja merupakan pusat perdagangan lokal melainkan sudah menjadi jalur  perdagangan dunia yang penting saat itu, yang menghubungkan antara utara (Syam), timur (Persia), dan barat (Mesir dan Abessinia). Dagang yang paling ramai di Mekkah sendiriya itu selama musim “Pasar Ukaz”, yaitu dalam bulan-bulan Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Para pedagang tersebut menjual komoditas itu kepada konglomerat, pejabat, tentara, dan keluarga penguasa. Karena komoditas tersebut mahal, terutama barang-barang impor yang harus dikenai pajak yang sangat tinggi. Alat pembayarannya koin perak, emas, atau logam mulia lain yang ditiru dari mata uang persia dan romawi. Beberapa koin tersebut masih disimpan di timur tengah.
  1. Pertanian
Pertanian juga merupakan aspek perekonomian penting bagi Bangsa Arab. Penghasilan mereka masing-masing berbeda-beda. Misalnya daerah tepian atau desa-desanya menghasilkan kurma, anggur, kapas, sayur-mayur, dan sebagainya. Peralatan pertanian yang digunakan ialah semi modern, misalnya cangkul, bajak garu, dan tongkat kayu untuk menanam.  Penggunaan hewan ternak seperti unta, keledai, dan sapi jantan sebagai penarik bajak dan garu serta pembawa tempat air juga sudah dikenal. Demikian pula sistem irigasi telah mereka praktekkan. Mereka juga menggunakan pupuk alami untuk menyuburkan tanah, seperti pupuk kandang, kotoran manusia, dan binatang tanah seperti rayap dan cacing.
Ada tiga sistem pertanian yang digunakan oleh para pemilik ladang atau sawah dalam mengelola pertanian pada saat itu:
          1. Sistem sewa-menyewa dengan emas atau logam mulia lain, gandum, atau produk  pertanian sebagai alat pembayarannya.
          2. Sistem bagi hasil produk, misalnya separuh untuk pemilik dan separuh untuk  penggarap, dengan  bibit dan ongkos penggarapan dari pemilik.
          3. Sistem pandego, yakni seluruh modal datang dari pemilik, sementara pengairan, pemupukan, dan perawatannya dikerjakan oleh penggarap. Oase juga berperan penting dalam pertanian Arab pra-Islam. Di daerah sekitar oase tinggal beberapa suku bangsa Arab yang telah maju seperti Bani an-Nadir, Khazraj, Aus, Hawazin, Juwainah, dan Quraisy.
Perdagangan dan pertanian yan maju berdampak pada kemajuan kemajuan profesi lain dalam perekonomian Arab pra-Islam.
              1. Industri rumah, industri yang sangat berkembang karena kebutuhan terhadapnya makin mendesak. Wilayah industrinya yang menonjol ialah di Tihamah, Zamar,wilayah Bani Sabiyah, Himdah, dan kampung Bani Sulaim.
              2. Industri pertambangan, terdapat di dataran rendah Yaman, Ma’rib, Zamar, Khaulan, Hajur, dll.
              3. Industri tekstil, berupa tenun, dan wol.

  1. ASPEK KEPERCAYAAN
Sebelum Islam lahir, di Arab telah berkembang berbagai jenis agama, ada yang asli seperti penyembahan berhala atau paganisme dan agama yang berasal dari wilayah lain, seperti Yahudi, Nasrani, Majusi atau Zoroaster.
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat Arab telah mengenal agama tauhid semenjak kehadiran Ibrahim AS.
      1. Penyembahan berhala atau Paganisme
Penyembahan berhala dilakukan dengan berbagai cara oleh bangsa Arab. Beberapa cara penyembahan berhala itu adalah sebagai berikut:
        1. Para penyembah berhala berjalan mengelilingi atau tawaf berhala atau patung. Sambil berkeliling, mereka berdoa untuk meminta pertolongan. Mereka mengelilingi Kakbah yang dipenuhi 360 berhala di sekitarnya sambil bertelanjang. Ada patung yang terbesar di Kakbah, namanya Hubal. Mereka berhenti apabila berhala tersebut telah memberi tanda bahwa permintaan mereka dikabulkan.
        2. Para penyembah berhala mempersembahkan hewan kurban di hadapan mereka. Kemudian, mereka mengatakan permintaannya sambil menyebut-nyebut nama berhala tersebut. Mereka meyakini bahwa permintaannya akan cepat terkabul apabila mereka menyembelih hewan kurban.
        3. Para penyembah berhala menyediakan sesajen di hadapan berhala. Sesajen itu bisa berupa makanan, minuman, atau hasil panen. Sesajen itu ditujukan sebagai ucapan terima kasih kepada berhala karena memberikan keberhasilan dalam kehidupan.
        4. Para penyembah berhala memberikan sesajen di tempat-tempat yang dianggap keramat sebagai penghormatan kepada jin atau roh nenek moyang yang membuat tempat itu.
        5. Sebagian bangsa Arab memuja malaikat. Mereka meyakini bahwa malaikat adalah anak perempuan Tuhan.
          1. Agama Majusi atau Zoroaster
Agama ini merupakan agama Persia kuno. Nama lainnya adalah Mazdaisme. Tuhannya Ahura Mazda. Nabinya bernama Zardusht yang hidup kira-kira abad 6 SM.  Pada awalnya, agama Majusi mengajarkan penyembahan kepada banyak dewa (politeisme). Kitab sucinya ialah Avesta, yang terdiri dari 5 buah kitab yaitu Kitab Yasna, Kitab Vispered, Kitab Yasht, dan Kitab Khorda Avesta. Ahura Avesta dilambangkan sebagai api yang memberikan cahaya dan menerangi dan penghormatannya dilakukan di hadapan api suci.
  1. Agama Yahudi
Bersumber dari ajaran Nabi Musa. Kitab suci agama Yahudi adalah Taurat. Akan tetapi, pemeluk agama ini menyimpang dari apa yang diajarkan Nabi Musa. Mereka mengkultuskan Uzair sebagai anak Tuhan. Mereka tidak mempercayai kenabian Isa dan Muhammad SAW. Padahal, Taurat menyebutkan bahwa sesudah Nabi Musa akan datang nabi-nabi berikutnya. Sebab mereka merasa derajat mereka paling tinggi di dunia.Penganutnya Bani Israil pada saat itu.
  1. Agama Nasrani atau Kristen.
Bersumber dari ajaran Nabi Isa. Kitab sucinya adalah Injil atau Al-Kitab. Seperti halnyaYahudi, Kristen juga menyimpang dari ajaran Nabi Isa. Setelah Nabi Isa diangkat oleh Allah SWT, mereka meyakini bahwa Nabi Isa adalah anak Tuhan. Mereka meyakini bahwa Tuhan terdiri dari Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Keyakinan itu disebut Trinitas. Mereka juga digolongkan dalam ahlul kitab.
Dari sekian agama-agama tersebut diatas, ada juga yang karena ajaran agama Ibrahim masih berbekas di kalangan bangsa Arab sehingga mereka tidak menyukai menyembah berhala. Mereka ialah Waraqah bin Naufal dan Usman bin Huwairis, yang menganut Kristen, Abdullah Ibnu Jahsy yang ragu-ragu (ketika Islam datang, ia menganutnya tetapi kemudian ia menganut Majusi). Zaid bin Umar tidak tertarik kepada Majusi, tetapi juga enggan menyembah berhala sehingga ia mendirikan agama sendiri dengan menjauhi berhala dan tidak mau memakan bangkai dan darah.
Peninggalan ajaran Nabi Ibrahim yang masih terasa ialah Penyebutan Allah sebagai Tuhan, dan Ibadah Haji. Secara fisik peninggalan Ibrahim dan Ismail yang masih terpelihara ialah Baitullah atau Kakbah yang berada di pusat kota Mekkah.

  1. ASPEK KESUSASTRAAN
Dalam aspek ini, masyarakat Arab pra-Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Genre sastra Arab jahiliyah yang paling populer ialah jenis puisi atau syair disamping sedikit amsal (semacam kata pepatah atau kata-kata mutiara), dan pidato yang pendek disampaikan oleh para pujangga, yang disebut prosa liris. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar Ukaz diadakan deklamasi sajak yang luas.
Sastra mempunyai arti penting dalam kehidupan bangsa Arab. Mereka mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap tahun di pasar seni Ukaz,Majinnah, dan Zu Majas.  Sastra Arab pra-Islam adalah cerminan langsung bagi kehidupan bangsa Arab tersebut.
Ada dua sistem kesusastraan yang diterapkan masyarakat arab pra-Islam:
  1. Khitabah  (berpidato)  sangat maju, dan inilah satu-satunya publisistik yang amat luas  lapangannya. Sebagai penyair, orang-orang Arab sangat fasih berpidato, dengan bahasa yang maha indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat derajat tinggi dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
  2. Majelis al-Adab dan Sauqu Ukaz, telah menjadi kelaziman masyarakat Arab pra-Islam, yaitu mengadakan majelis ini atau Nadwa (klub), di tempat mana mereka mendeklarasikan sajak, bertanding pidato tukar-menukar berita dan sebagainya. Terkenallah dalam kalangan mereka “Nadi Quraisy” dan “Darun Nadwah” yang berdiri di samping Kakbah. Mereka juga mengadakan aswaq (pekan) dalam waktu tertentu. Tiap-tiap ada sauq berkumpullah ke sana para saudagar dengan barang dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya, dan ahli pidato dengan khutbah-khutbahnya. Aswaq yang sangat terkenal ialah Sauqu Ukaz atau “Pekan Ukaz” yang diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekkah menuju thaf, yakni Pasar Ukaz.


















BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
  1. Aspek  Sosial;  Keadaan  bangsa   Arab  yang  hidup di daerah  padang  pasir yang tandus, sedikit banyaknya turut membuat corak kehidupan mereka berjalan agak keras, penuh persaingan,  perebutan   kekuasaan  antara  satu kabilah  dengan kabilah lainnya.  Siapa yang  kuat, gagah  perkasa  itulah  yang memimpin. Dalam hidup bermasyarakat, bangsa Arab sangat  dilingkupi kehidupan keduniawian. Mereka sangat menggemari Syair, Minum  khamar, adanya tradisi  /  kebiasaan “mengawini isteri bapa”   yang telah meninggal dunia, menguburkan  anak  perempuan, masih sedikitnya orang yang pandai membaca, melakukan perbudakan.
  2. Aspek politik, sistem politik utama di arab pra-Islam ialah Oligarki, sitem ini mendominasi makkah oleh kaum kafir Quraisy dan ada dua kerajaan besar  berdasarkan sifatnya, yaitu kerajaan bermahkota dan tidak bermahkota. Perang antar kabilah sering terjadi, ada tiga perang berdasarkan suku yang berperang, dan masa perang, serta masalah penyebab perang, yaitu perang Busus, Dahis, dan Fujar.
  3. Aspek ekonomi, aspek ini merupakan yang paling menonjol diantara yang lain,terutama dalam hal berdagang dan bertani, karena letaknya strategis yaitu perbatasan antara Eropa dengan Asia sebagai jalur perdagangannya. Bangsa Arab tersebut juga unggul dalam pertanian meskipun daerah mereka sebagian besar gurun pasir.Terutama pertanian kurma dan anggur.
  4. Aspek kepercayaan, meskipun agama mereka sebagian besar adalah penyembahan berhala dan Majusi, ada agama lain yang juga berkembang yaitu agama Kristen,Yahudi, kemudian kepercayaan teguh atas ajaran Allah dari Nabi Ibrahim AS.
  5. Aspek kesusastraan, aspek ini tak kalah majunya dengan aspek Ekonomi, banyak  para penyair yang handal dan dihormati, mereka melakukan syair, puisi, dan pidato pendek yang mereka sampaikan di khalayak ramai, dan perlombaan puisi, syair, dan pidato si lakukan dalam ajang perlombaan setahun sekali di Pasar Ukaz, Majinnah,dan Zu Majas.

  1. SARAN
Tidak semua bangsa Arab Pra-Islam pada zaman Jahiliyah dikatakan bodoh dan tidak  beradab, mereka juga mempunyai kemajuan dari segi ekonomi dan kesusastraan, dan dua hal tersebutlah yang harus kita ambil sebagai pelajaran untuk masa depannya.




















 DAFTAR PUSTAKA
As-Sirjani, Raghib. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. terj. Sonif .Jakarta: al
Kautsar. 2011
Chalil, K.H, Moenawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 1. Jakarta : Gema
Insan Press. 2001 
_________.  Ensiklopedi Tematis  Dunia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. 2002.
Hasjmy, Prof. A. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 1995.
Munthoha, dkk. Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: UII Press. 1998. 
Sugeng, Sugiharto. Sejarah Kebudayaan Islam 1.  Solo : PT  Tiga  Serangkai  Pustaka  Mandiri.  2009  
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaaan Islam Jilid 1, Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru. 2003.
Yatim, Dr. Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006.
diunduh Rabu, 06 Januari 2016.  pukul 02.00 wib
diunduh Senin, 04 Januari 2016. Pukul: 21.00




Tidak ada komentar:

Posting Komentar