Senin, 25 Januari 2016

ISLAM TRADISIONAL DAN MODERN

ISLAM TRADISIONAL DAN MODERN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam
Program: Pascasarjana
Dosen Pengampu: Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag



UNU
   

       
   






Disusun oleh:
SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 015.10.09.1483




UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU)
SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
        Islam tradisional merupakan salah satu corak paham keislaman yang paling populer dan banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Paham keislaman ini sering dikonfrontir dengan Islam modernis yang menuduh Islam tradisional sebagai penghambat kemajuan dan membawa kemunduran umat Islam. Berbagai pemikiran yang dilakukan kaum modernis untuk membawa umat Islam kepada kemajuan adalah dengan terlebih dahulu meninggalkan sikap tradisionalnya.
        Islam modern yang bertumpu pada Qur’an dan Sunnah berupaya untuk mengembalikan kembali umat Islam kepada sumber ajarannya yang tidak pernah usang ditelan zaman, namun perlu sebuah penelaahan lebih mendalam dari nash yang ada. Hal ini menimbulkan beberapa reaksi dari umat Islam sendiri, dengan beragam ekspresinya.
        Makalah ini mencoba menelaah tentang Islam tradisional dan Islam modern, apa pengertian dan ruang lingkupnya.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian Islam Tradisional?
  2. Apa pengertian Islam Modern?

  1. Tujuan
  1. Dapat memahami tentang Islam tradisional
  2. Dapat memahami tentang Islam modern







BAB II
PEMBAHASAN

  1. Islam Tradisional
  1. Pengertian Islam Tradisional
        Tradisi berasal dari bahasa Inggris, "tradition" artinya tradisi. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata tradisi diartikan segala sesuatu, seperti adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek moyang.1
        Dalam perkembangan selanjutnya, Islam tradisional tidak hanya ditujukan kepada mereka yang berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan Al-sunnah, melainkan juga hasil pemikiran (ijtihad) para ulama yang dianggap unggul dan kokoh dalam berbagai bidang keilmuan, seperti "fiqih" (hukum Islam), tafsir, teologi, "Tasawuf", dan sebagainya.
Islam tradisional merupakan model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah diselesaikan secara tuntas oleh para ulama terdahulu. Tugas kita sekarang hanyalah menyatakan atau merujukkan kembali. Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak pada penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang diterima hanya sampai pada khulafa' al-rasyidin , sedang tradisionalis melebarkan sampai pada salaf al-shalih , sehingga mereka bisa menerima kitab-kitab klasik sebagai bahan rujukannya. Hasan Hanafi pernah mengkritik model pemikiran ini. Yaitu, bahwa tradisionalis akan menggiring pada ekslusifisme, subjektivisme dan diterminisme . Islam tradisional selalu bertentangan dengan Islam modernis.
  1. Ciri-ciri (Corak Pemikiran) Islam Tradisional
a.) Eksklusif (tertutup) atau fanatik sempit, tidak mau menerima pendapat, pemikiran dan saran dari kelompok lain (terutama dalam bidang agama). Hal ini dikarenakan mereka mengganggap bahwa kelompoknya yang paling benar.
b.) Tidak dapat membedakan antara hal-hal yang bersifat ajaran dengan yang non-ajaran. Dengan ciri demikian, islam tradisionalis mengganggap semua hal yang

__________________________
1 Dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online, http://pusatbahasa.diknas.go.id/-kbbi/index.php
ada hubungannya dengan agama sebagai ajaran yang harus dipertahankan.
Misalnya, tentang ajaran menutup aurat dan alat menutup aurat berupa pakaian. Yang merupakan ajaran adalah menutup aurat, sedangkan alat menutup aurat berupa pakaian dengan berbagai bentuknya adalah bukan ajaran. Jika ajaran tidak dapat diubah, maka yang bersifat non-ajaran dapat dirubah. Kaum islam tradisionalis tidak dapat membedakan antara keduanya, sehingga alat menutup aurat berupa pakaian-pun dianggap ajaran yang tidak dapat dirubah.
c.) Berorientasi kebelakang. Islam tradisionalis menilai bahwa berbagai keputusan hukum yang diambil oleh para ulama di masa lampau merupakan contoh ideal yang harus diikuti. Hal demikian muncul sebagai akibat dari pandangan mereka yang terlampau mengagungkan para ulama masa lampau dengan segala atributnya yang tidak mungkin dikalahkan oleh para ulama atau sarjana yang muncul belakangan.
d.) Cenderung tekstualis-literalis. Cenderung memahami ayat-ayat al-quran secara tekstual tanpa melihat latar belakang serta situasi sosial yang menyebabkan ayat-ayat al-quran tersebut diturunkan, sehingga jangkauan pemakaian suatu ayat sangat terbatas pada kasus-kasus tertentu saja tanpa mampu menghubungkannya dengan situasi lain yang memungkinkan dijangkau oleh ayat tersebut. Sedangkan dengan cirinya yang literalis, islam tradisionalis kurang dapat menangkap pesan atau makna yang terkandung dibelakang ayat. Akibat dari ciri yang demikian itu maka mereka meniru segala macam yang dicontohkan Nabi dan ulama pada masa lampau, seperti cara nabi berpakaian berikut modenya seperti mengenakan jubah, berjanggut, memakai surban, memakan dengan tangan, tidak mau menggunakan produk-produk teknologi modern, cenderung back to nature dan sebagainya.
e). Cenderung kurang menghargai waktu
f.) Cenderung tidak mempersalahkan tradisi yang terdapat dalam agama. Pada waktu islam datang ke indonesia, di indonesia sudah terdapat berbagai macam agama dan tradisi yang berkembang dan selanjutnya ikut mewarnai tradisi dan paham keagamaan yang ada. Tradisi yang demikian itu tidak dipermasalahkan yang penting dapat menentramkan hati dan perasaan mereka.
g.) Cenderung lebih mengutamakan perasaan daripada akal pikiran.
h.) Cenderung bersifat jabariyah dan teosentris, yaitu sikap pasrah, patuh dan tunduk pada Tuhan diiringi dengan keyakinan bahwa segala sesuatu jika Tuhan  mengizinkan akan terjadi.
i.) Kurang menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
j.) Jumud dan statis. Jumud adalah pikiran dimana tak bisa melihat sesuatu yang ada lebih luas lagi , dengan demikian islam tradisionalis cenderung tidak mau mengikuti perubahan dan mempertahankan apa-apa yang dipandangnya sudah baik sejak dahulu, tanpa mempertanyakannya secara kritis apakah apakah apa-apa yang mereka pertahankan itu masih cukup dan mampu bersaing dengan kekuatan lain.2

  1. Perkembangan Islam Tradisional di Indonesia
Islam tradisional tumbuh berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak awal agama Islam datang ke-Nusantara, tetapi dalam perjalanan Islam tradisional mendapatkan berbagai tantangan dari berbagai sekte Islam dengan gagasan ke-Islaman yang cenderung sepihak dalam membedah khazanah tentang Nilai-nilai yang terkandung dalam ke-Islaman. Bahkan tantangan yang terkuat datang sejak bangsa eropa datang ke-Indonesia dengan membawa bendera kolonialisme. Sehingga memunculkan Islam dengan corak modern dengan meniru gaya hidup ala bangsa eropa, padahal corak ke-Islaman model dari bangsa eropa tidak sesuai dengan masyarakat di nusantara.
Perjalanan Islam tradisional semakin kuat di saat kemerdekaan bangsa Indonesia telah hadir dalam kehidupan masyarakat. Bahkan Islam tradisional dengan gencar mendirikan berbagai pendidikan melalui pondok pesantren maupun dalam bentuk pendidikan lain, tetapi dalam perjalanan selanjutnya Islam tradisonal semakin menghadapi beragam tantangan yang kuat dari dominasi bangsa barat dan para pejuang khilafah. Sehingga Islam trdaisional semakin di anggap sebagai budaya yang ketinggalan zaman. Bahkan ada istilah Islam konservatif yang di alamatkan penganut Islam tradisional, tetapi stigma yang paling menyakitkan Islam tradisonal di anggap sebagai pengejawantahan terhadap nenek moyang yang jauh dari Nilai-nilai ke-Islaman.

_____________________________


Melihat beragam serangan dari berbagai argumen para penganut di luar Islam tradisional, perlu ada sebuah bentuk pemahaman secara tepat, bahwa tuduhan dari luar Islam tradisional bukanlah sebuah kebenaran, sebab Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat, agar terjadi saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.
Perjalanan Islam tradisonal setelah era reformasi dengan berbagai gejolak ke-Islaman datang begitu gencar, Bahkan kita kenal dengan sebutan istilah ke-Islaman dengan pemahaman Liberal, Khilafah dan masih banyak lagi Istilah-istilah lainnya. Sehingga membuat Islam tradisonal mencoba menjawab tantangan zaman yang datang dari berbagai kalangan dengan seonggok dogma yang tidak cocok dengan masyarakat Islam tradisional.
Geliat Islam tradisional dalam menjawab sebuah argumen Islam liberal dengan berusaha memberikan sebuah pemaparan dengan cara mengerahkan dengan berpegang pada sebuah nilai keseimbangan antara tekstual dengan kontekstual.
Keberadaan Islam Liberal cenderung secara kontekstual dalam memberikan sebuah makna kehidupan. Sehingga terkadang Islam liberal kebablasan dalam menerjemahkan masalah kajian ke-Islaman tanpa mengindahkan tekstual.
Sedangkan Islam khilafah cenderung mengarah kepada pembahasan seputar pemurnian Islam. Bahkan kajian Islam Khilafah cenderung mengarah dalam bentuk tekstual, padahal antara tekstual dengan kontekstual sudah semestinya harus sejalan dalam melihat beragam fenomena kehidupan masyarakat secara luas.
Pasca reformasi telah terjadi sebuah pola pikir dengan mengarah kebablasan dalam mengkaji ke-Islaman baik dari Islam Liberal maupun Islam Khilafah. Sehingga menghasilkan satu sama lain saling menaruh curiga sesama masyarakat Islam. Islam tradisional pasca reformasi merupakan wajah dinamika baru dalam memberikan sebuah pemahaman dengan jalan tengah, bahwa Islam merupakan perpaduan antara tekstual dengan kontekstual dalam menjawab dan menerjemahkan beragam permasalahan kehidupan masyarakat secara umum.
Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah proses menuju jalan tengah antara pergolakan Islam ala barat dengan pergolakan Islam ala timur tengah. Disinilah Islam tradisional berperan sebagai media jalan tengah dalam memajukan Islam di Indonesia dalam mencari sebuah makna Nilai-nilai ke-Islaman yang tersurat maupun tersirat.
Dengan melihat berbagai permasalahan tentang ke-Islaman di Indonesia sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan setelah kemerdekaan membuat Islam tradisional mencoba mengubah dan menyesuaikan dalam menempatkan sebuah gagasan. Sebab agama Islam merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dalam kehidupan masyarakat secara universal. 3

  1. ISLAM MODERN
  1. Pengertian Islam Modern
Kata modern diwakili dengan makna terbaru atau mutakhir, atau sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.4 Jika kata modern disebut dengan modernisme, maka kata ini berarti gerakan yg bertujuan
menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan aliran-aliran modern seperti filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan.5 Kemudian, istilah modernis, bermakna orang atau pelaku yang ikut dalam proses modernisasi.6
Islam Modern dalam hal pemikiran berarti corak pemikiran dalam Islam yang berlaku sesuai dengan tuntutan zaman. Ia selalu akan menyesuaikan dengan sesuatu model yang baru, berupaya dengan sungguh-sungguh untuk melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang masalah ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman.7 Kata modern erat kaitannya dengan modernisasi yang berarti pembaharuan atau tajdid dalam bahasa Arab.8 Modernisasi dalam masyarakat barat adalah pikiran, aliran, gerakan atau usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk
_______________________________________
3 http://jistrad.blogspot.co.id/2012/05/perkembangan-dan-pemikiran-islam.html, diakses hari     Kamis, 14 Januari 2016 pukul. 11.00 WIB
4Dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online, http://pusatbahasa.diknas.go.id/-kbbi/index.php
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Abudin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001, hlm. 155.
8 Abudin Nata, Ibid.

disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.9
Kata Tajdid atau pembaharuan adalah proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang untuk dijadikan baru kembali. Tajdid berakar dari kata Jaddada, diartikan dengan menjadikan baru lagi.10 Tajdid dalam pemikiran berarti aktifitas koreksi ulang atau konseptualisasi ulang terhadap aktifitas keIslaman, dengan mengoreksi hal-hal yang bersifat tidak sesuai dengan konteks baru.
Ada beberapa hal yang dapat ditelaah lebih dalam dari penjelasan makna Islam Modern di atas, yaitu :
  1. Apakah makna Modern sama dengan Tajdid (pembaharuan) karena dua kata atau istilah tersebut sering disandingkan oleh beberapa peneliti atau sejarawan.
  2. Apakah ada perbedaan asasi antara kedua istilah di atas? Sehingga tidak dapat disamakan.
  3. Jika tidak dapat disamakan, apakah dampak atau implikasi dari penyandingan dua istilah tersebut?
Istilah modern berasal dari tradisi barat (Kristen) yang ingin menjadikan sebuah paham akan kesesuaian agama dengan dunia baru, meski awalnya istilah modern adalah paham akan ilmu pengetahuan.11 Paham inilah yang mengarahkan agama dan ajaran mereka kepada bentuk sekularisme.
Makna ini selintas mirip dengan arti Tajdid dalam Islam, hanya dalam pemahaman pembaharuan Islam, paham ini tidak dapat mengubah ajaran-ajaran yang bersifat mutlak (tak dapat dirubah). Tajdid hanya bertempat pada wilayah penafsiran atau interpretasi dari ajaran Islam, seperti aspek teologi, hukum, politik, ekonomi, dll.
Jika tidak dipahami secara mendasar tentang perbedaan Modern dan Tajdid, maka implikasi yang timbul adalah pengarahan ajaran Islam kepada paham sekulerisme. Hal ini telah terjadi saat ini dengan munculnya paham Liberalisme.
______________________________________
9 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, Bulan Bintang, 1975, hlm. 9.
10 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, Surabaya, Pustaka Progressif, 1997, hlm. 173.
11 M.Irsyad Sudiro, Pendidikan Agama dalam Masyarakat Modern, Seminar dan Lokakarya Nasional Revitalisasi Pendidikan Agama Luar Sekolah dalam Masyarakat Modern, Cirebon, tanggal, 30-31 Agusrus 1995, hlm. 2.



Penting untuk kembali menelisik asal-usul paham modern sehingga tidak terjebak kedalam pemahaman yang keliru.12 Keharusan terhadap pemikiran modern, mengharuskan sikap rasional yang kritis terhadap ajaran Islam, sangat mungkin rasio akan melebihi kadarnya dibandingkan dengan sumber nash itu sendiri jika tidak memahami perbedaan kedua istilah di atas.

  1. Latar Belakang Pemikiran Islam Modern
Melihat periodisasi sejarah umat Islam, gerakan modern ini dimulai pada abad ke 18, yaitu ketika peradaban barat mulai menemukan dan mengembangkan paham rasionalismenya ke peradaban lain. Meskipun dalam sejarahnya, peradaban Islamlah yang menginspirasi barat dalam menemukan kejayaannya.
Pemikiran Islam modern muncul atau respon dari keterbelakangan umat Islam di berbagai bidang, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, politik dan hal-
hal lainnya.  Paling tidak ada lima macam kemunduran dan keterbelakangan umat Islam yang menyebabkan munculnya gerakan pemikiran Islam modern: 13
  1. Kemunduran umat Islam karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar. Ini terlihat dari munculnya gerakan fatalisme dalam qada’ dan qadar.
  2. Sebab politis, yaitu pertentangan dan persaingan serta perpecahan dalam sistem kepemimpinan yang absolut.
  3. Lemahnya persaudaraan dalam umat Islam.
  4. Pemahaman yang jumud (statis, membeku) yang tetap mempertahankan tradisi.
  5. Masuknya berbagai macam bid’ah, paham animistis yang dibawa oleh orang non-Arab ke dalam Islam.
Persoalan kepemimpinan (khilafah) dalam Islam, tercatat dalam sejarah merupakan hal yang selalu membawa kepada perpecahan dan pertumpahan darah. Pergantian khilafah dari beberapa khilafah Islam, selalu diwarnai dengan peperangan yang disebabkan keteguhan masing-masing pihak tentang makna khilafah dan keabsolutannya.
__________________________
12 Louis Gardet & M. Arkoun, Islam Kemarin dan Hari Esok, terj. Ahsin Mohammad, Bandung, Puskata, 1997, hlm. 144
13 Abudin Nata, Ibid, hlm. 158-163.


  1. Pemikiran Islam Modern di Indonesia
Ciri utama pemikiran Islam modern adalah selalu dan pasti cenderung atau membawa pemikiran dan kehidupan umat Islam kepada harmoni kehidupan saat ini.14
Pemikiran modern di Indonesia telah terlihat pada akhir abad ke-19, ketika generasi ulama Indonesia yang belajar di Haramain (Mekkah dan Madinah) yang dikenal dengan Ashhab Al-Jawiyyin, menyadari bahwa metode dan tatanan berfikir (mindset) tradisional dalam Islam tidak akan sanggup menghadapi tantangan kolonialisme dan peradaban modern.15 Dari pengaruh Arab ini kemudian menjadikan beberapa perubahan aktifitas keIslaman di Indonesia terutama dalam bidang pendidikan. Genealogi intelektual di Indonesia terbagi menjadi tiga,
pertama, mereka yang berorientasi Barat yang saat itu biasa disebut sebagai kaum terpelajar atau kemadjoean. Kedua, adalah mereka yang masih berpegang teguh pada khazanah agung. “Mereka ini diwakili oleh kaum tradisionalis-konservatif”. Ketiga, mereka yang berhaluan pembaharuan atau modernisme Islam.
Jika dikatakan bahwa Islam modern di Indonesia direpresentasikan oleh Muhammadiyah, sebagai reaksi dari kelompok Indigenized Islam dan kelompok tradisonal, ternyata tidak berhenti pada tiga kelompok ini saja. Masih ada kelompok Islamisme, yang mengusung konsep ‘Arabisme’ dalam pemikirannya dan kelompok Neo-Modernisme yang mengusung ide-ide liberalisme dalam isu-isu pemikirannya. Fenomena ini membagi kelompok Islam modern di Indonesia kepada dua tipe :
  1. Modernis yang mengakomodir ide modernisasi Barat dengan mengadopsi metode berfikirnya.
  2. Modernis yang menolak metode berfikir Barat, meskipun tidak menolak produknya.

________________________
14 Samuel Graham Wilson, Modern Movements Among Moslems, New York, Fleming Company, TT, hlm. 153.
15 Yudi Latif, Inteligensia Muslim dan Kuasa : Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-20, Bandung, Mizan Media Utama, 2005, hlm. 108.

Jika dahulu, gerakan modern selalu ‘berkonflik’ dengan kelompok tradisional, saat ini peta dinamika pemikiran modern mulai berubah. Konflik pemikiran yang diusung kelompok modern dahulu tentang puritanisme, menjadi ide besar yang diusung oleh kelompok Islamisme baru yang berkiblat kepada ‘Arabisme’.





























BAB III
KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa :
  1. Islam Tradisional  merupakan model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah mapan. Dengan ciri-ciri :
a.) Eksklusif (tertutup) atau fanatik sempit, tidak mau menerima pendapat, pemikiran dan saran dari kelompok lain (terutama dalam bidang agama).
b.) Tidak dapat membedakan antara hal-hal yang bersifat ajaran dengan yang non-ajaran.
c.) Berorientasi kebelakang.
d.) Cenderung tekstualis-literalis.
e). Cenderung kurang menghargai waktu
f.) Cenderung tidak mempersalahkan tradisi yang terdapat dalam agama.
g.) Cenderung lebih mengutamakan perasaan daripada akal pikiran.
h.) Cenderung bersifat jabariyah dan teosentris
i.)  Kurang menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
j.)  Jumud dan statis.
  1. Islam modern  dalam hal pemikiran berarti corak pemikiran dalam Islam yang berlaku sesuai dengan tuntutan zaman, dan akan menyesuaikan dengan sesuatu model yang baru, berupaya dengan sungguh-sungguh untuk melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang masalah ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman.












DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaluddin, Membangun Kompotensi Manusia dalam Milenium Ke Tiga, Psikologika, Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, Nomor : 6 Tahun III, UII, 1998.
Gardet, Louis & M. Arkoun, Islam Kemarin dan Hari Esok, terj. Ahsin Mohammad, Bandung, Puskata, 1997.
http://jistrad.blogspot.co.id/2012/05/perkembangan-dan-pemikiran-islam.html, diakses hari     Kamis, 14 Januari 2016 pukul. 11.00 WIB
Latif, Yudi, Inteligensia Muslim dan Kuasa : Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-20, Bandung, Mizan Media Utama, 2005.
Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, Surabaya, Pustaka Progressif, 1997.
Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Nata, Abudin, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001.
Kamus Besar Bahasa Indonesia online, http://pusatbahasa.diknas.go.id/-kbbi/index.php
Sudiro, M. Irsyad, Pendidikan Agama dalam Masyarakat Modern, Seminar dan Lokakarya Nasional Revitalisasi Pendidikan Agama Luar Sekolah dalam Masyarakat Modern, Cirebon, tanggal, 30-31 Agusrus 1995.
Wilson, Samuel Graham, Modern Movements Among Moslems, New York, Fleming Company, TT.


























3 komentar:

  1. Intinya islam modern sama tradisional itu apa? Masih belum dapet jawaban. Tapi terimakasih.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum min
    .saya mau Tanya perbedaan & persamaan nya post modernisme Dan post tradisionalisme itu apa?
    .makasih

    BalasHapus