Senin, 25 Januari 2016

ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

MAKALAH
ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT





Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari :
Mata kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, MA.



DISUSUN OLEH :
  1. M. NUR AHYANI        NIRM    : 015.10.09.1464
  2. SITI MASKUROH        NIRM    : 015.10.09.1465


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S.2
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
2015 / 2016



Makalah
ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
Mata kuliah    : Filsafat Ilmu
Dosen    Pembimbing : Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, MA.

  1. PENDAHULUAN
Filsafat  merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya. 1 Filsafat juga bisa diartikan sebagai ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Sehingga untuk bisa faham betul tentang masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian saja dari luasnya ruang lingkup filsafat.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok yaitu : epistimolgi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh pengetahuan, ontology atau teori hakekat yang membahas tentang hakekat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan, aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna atau manfaat pengetahuan. Mempelajari ketiga hal tersebut diatas sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas ruang lingkup maupun pembahasannya.
__________________________
  1. Surajio, Ilmu Filsafat Pengantar,Jkt Bumi Aksara,h.4
1

2
Setiap  jenis  pengetahuan  mempunyai   ciri-ciri  yang  spesifik   mengenai   apa(ontilogi),bagaimana(epistimologi), dan untuk aoa(aksiologi) pengetahuan tersebut di susun.2   
Ketiga landasan ini saling berkaitan, jadi ontologi ilmu terkait  dengan epistimologi ilmu dan epistimologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu, maka hal ini harus dikaitkan dengan ontology ilmu dan aksiologi ilmu.
Dari penjelasan diatas dapat difahami bahwa epistimologi sebagai teori pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan,
bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang lain. Ontologi
membahas tentang apa objek yang kita kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir. Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan diatas, kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
  1. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas tentang beberapa pertanyaan  sebagai berikut :
  1. Apa ontologi, epistimologi dan aksiologi filsafat pengetahuan ?
  2. Apa objek dan ruang lingkup ontologi, epistimologi dan aksiologi Filsafat pengetahuan ?
__________________
2) Jujun.S. Surian Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,Th.2010, h.105



3
C. TUJUAN
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca faham dan mengerti tentang :
  1. Mengetahui difinisi dan maksud  dari ontologi, epistimiologi dan aksiplogi filsafat pengetahuan.
  2. Mengetahui objek dan ruang lingkup ontologi, epistimologi dan aksiologi filsafat pengetahuan.
  1. PEMBAHASAN
  1. Epistimologi
Yaitu  obyek semua yang ada dalam empiris, ada dalam pikiran dan mungkin ada cara memperoleh pengetahuan. Berfikir dengan mendalam dengan menggunakan akal. Ukuran kebenarannya adalah logis( Prof.Dr.Maragustam Siregar,MA)
Epistimologi pengertiannya berasal dari Yunani, episteme dan logos. Epistime biasa   diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistimologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar, dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa inggris menjadi Theory of Knowledge.3
Epistimologi atau teori pengetahuan berhubungan erat dengan hakekat ilmu
pengetahuan, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya :
_________________
3Drs. Surajio.,Ilmu Filsafat suatu pengantar. Bumi Aksara,2010,h.53


4

metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
Epistimologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal usul, asumsi dasar, sifat-sifat dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat. Epistimologi dalam pelbagai kepustakaan filsafat kadang-kadang disebut juga logika material, criteriology, kritika pengetahuan, dalam bahasa Indonesia lazim disebut dengan istilah Filsafat Pengetahuan (Abbas Humami M).4 Pada dasarnya manusia ingin menggapai suatu hakekat dan berupaya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya. Manusia sangat memahami dan menyadari bahwa :
  1. Hakekat itu ada dan nyata.
  2. Kita bisa mengajukan pertanyaan tentang hakekat itu.
  3. Hakekat itu bisa dicapai, diketahui dan dipahami.
  4. Manusia bisa memiliki ilmu, pengetahuan dan ma’rifat atas hakekat itu.
Akal dan fikiran manusia bisa menjawab persoalan-persoalan  yang dihadapinya, dan jalan menuju ilmu dan pengetahuan tidak tertutup bagi manusia. Apabila manusia melontarkan suatu pertanyaan yang baru, misalnya bagaimana kita bisa memahami dan meyakini bahwa hakekat itu benar akan tetapi pada benar-benar ada? Mungkin hakekat itu memang tiada dan semuanya hanyalah  bersumber
___________________

4Drs. Surajio.,Ilmu Filsafat suatu pengantar. Bumi Aksara,2010,h.53


5
dari khayalan  kita  belaka ?  Sangat  mungkin  pikiran   kitatidak memiliki kemampuan memadai untuk mencapai hakekat sebagaimana adanya, Persoalan-persoalan terakhir ini berbeda dengan persoalan-persoalan sebelumnya, yakni persoalan-persoalan sebelumnya berpijak pada suatu asumsi bahwa hakekat itu ada,
akan tetapi pada persoalan terakhir  ini keberatan hakekat itu justru masih menjadi  masalah yang diperdebatkan.      Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini, seseorang sedang melihat suatu pemandangan yang jauh dengan teropong dan melihat beberapa benda dengan bentuk-bentuk dan warna-warna yang berbeda, lantas dia meneliti benda-benda tersesbut dengan melontarkan berbagai pertanyaan-pertanyaan tentangnya.
Dengan perantara teropong itu sendiri dia berupaya menjawanb dan menjelaskan tentang realita benda-benda yang dilihatnya. Namun, apabila seseorang bertanya kepadanya dari mana anda yakin bahwa teropong ini memiliki ketepatan dalam menampilkan warna, bentuk dan ukuran warna benda-benda tersebut? Mungkin benda-benda yang ditampakkan oleh teropong itu memiliki ukuran besar / kecil? Keraguan-keraguan ini akan semakin kuat dengan adanya kemugkinan kesalahan penampakan oleh teropong. Keraguan-keraguan tentang hakekat pikiran, persepsi-persepsi pikiran, nilai dan keabsahan pikiran, kualitas  pencapaian pikiran terhadap objek dan realitas eksternal, tolok ukur kebenaran hasil pikiran , dan sejauh mana kemampuan akal dan fikiran dan indra mencapai hakekat dan objek eksternal. Dari penjelasan diatas dapat dipahami Epistimologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan
6
asal mula pengetahuan, batas-batas dan sifat-sifat pengetahuan maupun kesahihan pengetahuan. Adapun yang menjadi objek dan ruang lingkup epistimologi ( filsafat pengetahuan ) ada dua, yaitu: Pertama, objek material epistimologi yang berupa
pengetahuan dan Kedua, objek formal epistimologi yang berupa hakekat pengetahuan.
Logika Material adalah usaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran ditinjau dari segi sisinya. Sedangkan Logika Formal adalah usaha untuk menyelidiki bentuk pemikiran yang masuk akal. Apabila logika formal bersangkutan dengan bentuk-bentuk pemikiran, maka logika material bersangkutan dengan isi pemikiran.  
  1. Ontologi.
Yaitu hakekat pengetahuan filsafat, pengetahuan yang di peroleh melalui berfikir logis ,radikal, umum, sistimatis dan tidak empiris. (Prof.Dr.Maragustam Siregar,MA.).
Ontologi berasal berasal dari bahasa yunani yaitu: Ontos berarti yang berada (being ) dan Logos berarti pikiran ( logic ). Jadi Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakekat sesuatu yang ada, berujud dan berdasarkan logika. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah : Ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani.5  Disisi lain ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling mendasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada.
_________________________
5) Sarajiyo, Ilmu Filsafat Pengantar,Jkt Bumi Aksara, h.23  
7
Ontologi adalah bagian metafisika yang mempersoalkan tentang hal-hal yang berkenaan dengan segala sesuatu yang ada khususnya esensinya.
Menurut Aristoteles ontology adalah the first of philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.Ontologi merupakan ilmu yang meliputi apa hakekat ilmu, apa hakekat kebenaran dan kenyataan yang  inhern dengan pengetahuan ilmiah. Dengan kata lain ontology merupakan cabang teori hakekat yang membicarakan
hakekat sesuatu yang ada. Dari sekian definisi ini dapat disimpulkan bahwa ontology adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau hakekat
mempermsalahkan hakekat-hakekat semua yang ada baik yang abstrak maupun yang riil.
Ontologi di sini membahas semua yang ada secara universal, berusaha mencari inti setiap kenyataan meliputi semua realitas dalam segala bentuknya. Hasbullah Bakry mengatakan bahwa ontology mempersoalkan bagaimana menerangkan hakekat segala sesuatu yang ada baik jasmani maupun rohani dan hubungan antara keduanya.
Dalam penyelesaian masalah dan pertanyaan tentang hakekat, maka lahirlah beberapa mazhab ontology  yang mencoba menjawab semuanya melalui beberapa pendekatan yang berbeda yaitu: Mazhab Naturalisme, Materialisme, Idealisme, Hylomorphisme dan Logic Empiriciam,(Louis O Kattsof) Unutuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu kelima mazhab Tersebut secara umum saja.
  1. Naturalisme

8
Menurut Habullah Bakry naturalisme juga mempersoalkan  bagaimana menerangkan  hakekat segala yang ada baik rohani maupun jasmani serta hubungan keduanya. Penganut naturalisme modern beranggapan bahwa kategori pokok tentang kenyataan adalah kejadian-kejadian kealaman. Jadi semua kenyataan itu pasti bersifat kealaman yang dapat diketahui dengan berbagai kejadian alam.6
  1. Materialisme
Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan merupakan unsur-unsur yang membentuk alam. Menurut penganut
materialisme
hakekat dari suatu benda adalah benda itu sendiri atau wujud materi dari benda tersebut dan dunia fisik itu adalah satu.
  1. Idealisme
Idealisme  adalah  pandangan  dunia metafisik  yang   mengatakan bahwa
realitas terdiri atas atau sangat erat hubungannya dengan ide-ide, fikiran akal, dan jiwa. Jadi idealisme juga merupakan ajaran kefilsafatan yang berusaha menunjukkan agar kita dapat memahami materi atau tatanan kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai pada hakekat terdalam dengan menggunakan ide, fikiran, akal dan jiwa atau ruh.
  1. Hylomorphisme
_________________
6 Jahaya S. Praja, Aliran-aliran Filsafat dan Etika, h.40




9

Secara etimologi hylomorphisme berasal dari bahasa yunani yaitu hylo yang berarti materi atau substansi dan morph atau bentuk. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak satupun yang ragawi itu bukan merupakan kesatuan dari esensi dan eksistensi. Esensi adalah segi tertentu dari yang ada yang memasuki akal kita sehingga dapat diketahui atau kita dibilang wujud nyata suatu benda yang pertama kali dapat menyentuh akal kita saat melihatnya.
  1. Logic Empiricium
Logika adalah ilmu yang memberikan peraturan-peraturan yang harus diikuti agar dapat berfikir valid sedangkan empiris adalah pengalaman-pengalaman atau fakta. Jadi Logic Empiricium adalah semua pandangan yang selama ini telah dibicarakan mendasarkan diri kepada  penalaran  akal  semuanya  memakai   fakta  yang sama sebagai landasan penopang untuk menunjukkan kebenaran. Adapun objek dan ruang lingkup kajian ontologi disebut “ Ada “, maksudnya berupa benda yang terdiri dari alam, manusia individu, umum, terbatas dan tidak terbatas ( jiwa ).  Di dalam ontologi terdapat aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari satu sumber/ satu hakekat .
Dalam aspek ontology diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan-pernyataan dalam sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan istilah “ Metafisika “. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau perubahan yang berkaitan dengan yang ada ( being ).

10
  1. Aksiologi
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata yunani yaitu : axios yang berarti nilai. Sedangkan logos berarti teori atau ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dapat dipahami sebagai teori nilai.
Jujun S. Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan  kegunaan dari  pengetahuan  yang diperoleh. 7  Menurut John Sinchair
dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu system seperti politik, social dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, itu sendiri. Jadi Aksiologi adalah merupakan ilmu yang mempelajari hakekat dan manfaat  yang sebenarnya dari pengetahuan. Dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.  Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu, ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahapan-tahapan tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral  suatu  masyarakat,  sehingga  nilai   kegunaan  ilmu    tersebut  

________________
7 Jujun S. Suria Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jkt. Pustaka Sinar Harapan, h.







11
 dapat  dirasakan     oleh   masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteran
bersama, bukan sebaliknya malah bisa menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang secara umum digunakan yaitu :
  1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Etika bersangkutan dengan masalah “ Kebaikan” dalam arti kesusilaan.  Kajian etika lebih focus pada perilaku, norma dan adat istiadat manusia. Etika dalam buku etika dasar yang ditulis oleh    Franz Magnis Suzeno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan sang adat istiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak menghasilkan sesuatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan
sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Di dalam etika nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta. Ada 4 etika dalam perkembangan sejarah, etika sebagai system filsafat moral yang hedonisme, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedonisme adalah pandangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan.
12
Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan. Dan adapun tujuan dari manusia itu sendiri adalah kebahagiaan. Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat  bahwa  hukum  adalah  memajukan   kepentingan  para  warga Negara bukan memaksakan perintah-perintah Illahi atau melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati. Deontologi adalah pemikiran tentang moral yang diciptakan oleh Immanuel Kant, yang bisa disebut baik secara terbatas atau dengan syarat. Misalnya kekayaan manusia apabila digunakan baik oleh kehendak manusia.
  1. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang
nilai keindahan.8 Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh dan menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan juga harus mempunyai kepribadian.Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kualitas objek, melaikan sesuatu yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Misalnya kita bangun pagi, matahari memancarksn sinarnya kita merasa sehat dan secara umum kita merasakan kenikmatan. Meskipun sesungguhnya pagi itu sendiri tidak indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang keindahan sebagai sifat objek yang kita serap, padahal sebenarnya tetap merupakan suatu perasaan.
__________________
8 Louis obKattsoff,Pengantar Filsafat, h. 319



13
indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang keindahan sebagai sifat objek yang kita serap, padahal sebenarnya tetap merupakan suatu perasaan.
Aksiologi berkenaan dengan nilai guna ilmu pengetahuan, baik itu ilmu pengetahuan umum maupun bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu pengetahuan manusia dapat mengubah wajah dunia. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam QS. Ar-Ra’du:11“
          
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Makdudnya, Allah tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.                                                                                                                              Nilai kegunaan ilmu pengetahuan untuk mengetahui kegunaan filsafat  pengetahuan atau untuk apa filsafat pengetahuan itu digunakan. Kegunaan filsafat pengetahuan ada tiga, antara lain adalah :
  1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan untuk memahami reaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, hendak menentang suatu system kebudayaan atau system ekonomi atau system politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat pengetahuan.
14
  1. Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.
  1. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah,kehidupan akan kita jalani lebih enak jika masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah, mulai dari masalah yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan sangat sederhana biasanya masalah tidak terselesaikan dengan tuntas. Penyelesaian secara detail biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.Nilai itu bersifat objektif tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai itu tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolok ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bahkan pada subjek yang melakukan penilaiaan. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pendapat individu melaikan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian, kesadaran manusia menjadi tolok ukur penilaian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, senang atau tidak senang.
Bagaimana dengan objetifitas pengetahuan ? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima oleh berbagai kalangan masyarakat bahwa pengetahuan harus bersifat objektif. Salah satu factor yang membedakan antara pernyataan ilmiah dengan anggapan umum ialak terletak pada objektifitasnya. Seorang ilmuwan harus  melihat
15
realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat ideologis,  agama dan budaya. Seorang ilmuwan bebas dalam menentukan topic penelitiannya, bebas melakukan elsperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuwan bekerja dia hanya tertuju kepada proses kerja Ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terkait pada nilai subjektif. Objek dan ruang lingkup aksiologi adalah objek substantif dalam filsafat ilmu  merupakan objek material, sedangkan objek instrumentatif adalah objek formal.
  1. KESIMPULAN
Filsafat sangat luas pembahasannya yang mana objek maerinya meliputi segala yang ada bahkan yang mungkin ada sekalipun baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Penelitian filsafat terus berkembang dan tidak akan pernah berhenti. Sehingga sampai saat ini banyak sekali penemuan-penemuan para filosuf.
Filsafat ilmu adalah pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.
Secara garis besar ada tiga bagian struktur filsafat yaitu : epistimologi, ontologi dan aksiologi.
Epistimologi   atau   teori   pengetahuan   membahas   tentang   bagaimana    kita  memperoleh pengetahuan, ontologi atau teori hakekat membahas tentang hakekat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai membahas tentang guna pengetahuan.
Epistimologi sebagai teori pengetahuan membahas bagaimana kita bisa tahu dan dapat membedakan dengan yang lain. Ontologi membahas tentang apa objek yang
16
kita kaji, bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir. Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang guna atau manfaat pengetahuan kita , klasifikasi, tujuan dan perkembangannya.
Dalam penyelesaian masalah tentang hakekat, lahirlah mazhab-mazhab ontologi yang mencoba menjawab semuanya melalui  beberapa pendekatan yang berbeda yaitu: Naturalisme, Materialisme, Idealisme, hylomorphisme, dan Logic Empiricism ( Louis O Kattsoff ).
Dalam aksiologi, ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu : Etika atau cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis, masalah-masalah moral danEstitika atau bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan.













Daftar Pustaka
Abbas Hamami M.1982,
Jujun.S. Surian Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,Jakarta, Pustaka Sinar   Harapan,Th.2010,                                         Jahaya S. Praja, Aliran-aliran Filsafat dan Etika.
Louis obKattsoff,Pengantar Filsafat.
Surajio, Ilmu Filsafat Pengantar.Bumi Aksara.
Surajio, Ilmu Filsafat Pengantar,Jkt Bumi Aksara.
Sarajiyo, Ilmu Filsafat Pengantar,Jkt Bumi Aksara.
Jujun S. Suria Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jkt. Pustaka Sinar Harapan.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar